WARTAGARUT.COM – Rektor Universitas Garut (UNIGA), Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng., IPU, menyampaikan pandangannya terkait perubahan gaya sosialisasi Pemilihan Umum (Pemilu)..
“Apa yang terjadi sekarang, beda gaya pendekatannya dengan zaman dulu. Dulu terlihat sekali dengan kampanye yang riuh, ada konvoi, orang diingatkan tentang adanya pemilu. Sekarang, terasa lebih senyap. Pertanyaannya, apakah benar-benar senyap atau memang, ya nanti pas datang baru terasa. Ini perlu di-sounding , diingatkan, agar tidak kehilangan kesan,” ungkap Abdusy Syakur Amin.
Rektor UNIGA menyoroti perubahan dari kampanye yang terlihat jelas, dengan konvoi dan aktivitas riuh lainnya, menjadi pendekatan yang lebih tenang. Ia menunjuk pada penggunaan poster dan spanduk yang, meski ada, namun gaungnya tidak terdengar.
“Kalau dulu, ingatan kita tentang pemilu terkait dengan riuhnya kampanye. Sekarang, kita hanya melihat poster dan spanduk, yang notabene tidak bersuara. Ini bisa menjadi tantangan karena kesan yang dihasilkan jauh berbeda. Kita harus tetap memberikan kesan, agar pemilu tetap menjadi perhatian masyarakat,” tambah Abdusy Syakur Amin saat wawancara di Kampus Uniga, Jalan Prof. K.H. Cecep Syarifudin, Kecamatan Tarogong Kaler pada Kamis (11/01/2024).
Rektor UNIGA menyampaikan kekhawatirannya terkait rendahnya partisipasi generasi Z dalam pemilu. Ia mengajak untuk tetap berupaya memberikan pengingat dan menciptakan kesan positif terkait pentingnya peran generasi Z dalam menentukan arah kebijakan bangsa.
“Perubahan gaya sosialisasi perlu diperhatikan. Kita harus tetap mencari cara agar pemilih tetap terdengar, terlihat, dan dirasakan oleh generasi Z. Mungkin pendekatan yang lebih kreatif dan inovatif perlu diterapkan agar pesan-pesan terkait pemilu dapat sampai dengan lebih efektif,” pungkas Abdusy Syakur Amin.(soni)***