WARTAGARUT.COM – Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 yang jatuh pada tahun ini menjadi momen penting untuk menegaskan kembali peran strategis NU dalam pembangunan Indonesia.
Mengusung tema “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat”, Harlah ini mengajak warga NU untuk terus berkontribusi aktif di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara.
Anggota Fraksi PKB DPRD Provinsi Jawa Barat, Aceng Malki, menegaskan bahwa kader NU harus menjadi subjek dalam pembangunan Indonesia, bukan sekadar penonton.
Ia menekankan poin penting yang harus dipegang teguh oleh warga NU untuk menyongsong generasi emas 2045.
“Warga NU harus menjadi subjek pembangunan, bukan hanya penonton. kita harus menyiapkan diri, terutama generasi emas yang akan membawa Indonesia ke masa depan,” ujar Aceng Malki dalam pernyataannya kepada WartaGarut.com, Jumat, 17 Januari 2025.
Tak hanya itu, Ia juga menekankan agar kader NU harus berperan aktif di semua lini kehidupan—pemerintahan, sosial, politik, ekonomi—sembari tetap menjaga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Menyongsong Generasi Emas 2045
Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Faizien ini, mengajak seluruh warga NU untuk mulai berbenah dan mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Generasi emas 2045, menurutnya, tidak akan terwujud tanpa adanya kontribusi nyata dari kader NU di berbagai sektor strategis.
“Jika NU hanya diam dan menjadi penonton, kita akan tertinggal. Generasi emas hanya akan terwujud jika kita aktif berperan di berbagai bidang, termasuk pemerintahan, ekonomi, dan sosial,” tambahnya.
NU Sebagai Penjaga Bangsa
Selain berkontribusi dalam pembangunan, Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat juga menegaskan peran NU sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan dan agama.
NU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki tanggung jawab besar untuk terus menjaga harmoni dan persatuan bangsa di tengah keberagaman.
“Sebagai penjaga bangsa, NU harus maju ke depan, tidak hanya menjaga nilai-nilai Aswaja, tetapi juga aktif dalam memberikan solusi untuk masalah bangsa,” tutupnya. ***
Penulis : Soni Tarsoni