WARTA GARUT – Tahun 2023 merupakan tahun pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XLIV Tingkat Kabupaten Garut. Digadang-gadang, Kecamatan Talegong menjadi calon tuan rumah penyelenggaraan tahunan MTQ tingkat kabupaten. Sinyal menjadi tuan rumah itu muncul saat Bupati Garut memimpin apel pagi gabungan, Senin (20/02/2023), di Lapang Setda Kabupaten Garut.
Bupati melontarkan bahwa Kecamatan Talegong ditunjuk menjadi salah satu daerah yang akan menjadi tuan rumah MTQ XLIV Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Garut pada bulan Juli mendatang.
Menanggapi hal itu, Camat Talegong, Muhammad Badar Hamidm, Menyambut baik atas ditunjuknya wilayahnya sebagai tuan rumah penyelenggaraan MTQ tahun ini, dan menilai penunjukan tersebut merupakan sebuah penghormatan bagi masyarakat Kecamatan Talegong.
“Tentunya kami masyarakat Talegong sangat merasa terhormat bahwa Kecamatan Talegong ditunjuk oleh Bapak Bupati untuk menjadi tuan rumah MTQ Tahun 2023,” ujar Badar, Selasa (21/2/2023).
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya dengan segenap tenaga akan melakukan upaya-upaya agar harapan dan kepercayaan Bupati Garut bisa dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.
“Sehingga seluruh peserta yang hadir bisa merasakan kepuasan hadir di Kecamatan Talegong,” ungkapnya.
Badar menyatakan, pihaknya sebenarnya telah menyiapkan beberapa tempat bila nantinya dipercaya menjadi tuan rumah. Pihaknya telah menyiapkan Alun-Alun Talegong dengan Masjid Besar Talegong sebagai mimbar utama untuk perhelatan nanti.
Selain itu, imbuhnya, pihaknya menyiapkan 12 lokasi majelis yang akan dijadikan lokasi perlombaan dan tersebar di 2 desa yang ada di Kecamatan Talegong yakni Desa Sukalaksana dan Desa Sukamulya.
“Kami menyiapkan beberapa tempat pemondokan mulai dari untuk VVIP, Dewan Hakim, Kesekretariatan, Ruang Transit, hingga pemondokan bagi Kafilah yang akan bertanding di MTQ XLIV Tahun 2023 Kabupaten Garut,” jelasnya.
Badar meyakinkan, bahwa guna menyukseskan acara tersebut, pihaknya telah melakukan identifikasi, salah satunya terkait masalah hujan dan rawan bencana.
“Solusinya yakni pelaksanaan MTQ dilaksanakan di bulan Juli, karena di bulan tersebut relatif aman,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, MTQ bukanlah semata milik wilayah maju atau perkotaan dengan segala fasilitas penunjang yang serba lengkap saja, karena syiar agama adalah hak bagi seluruh umat islam, dan itu milik semua yang di dadanya terpatri dua kalimat syahadat. Terlebih di perdesaan, di wilayah terluar suatu wilayah dimana segala keterbatasan, menghambat akselerasi syiar agama.
“MTQ sendiri merupakan sebuah momentum untuk membangkitkan kecintaan terhadap Al Quran dan Alhadist sangat dibutuhkan,” pungkasnya.