WARTAGARUT.COM – Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam menggelar agenda bertajuk “Penguatan Kurikulum Pendidikan Moderasi Beragama di Madrasah” di Garut (08/08/2023).
Kegiatan yang memiliki dampak besar dalam membangun serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) semakin menunjukkan hasil positif.
Kepala MAN 1 Garut, H. Sarip Hasbuloh, dengan antusias menyambut upaya penerapan moderasi beragama sebagai bentuk pembelajaran karakter kepada para siswa.
IH Sarip menegaskan bahwa upaya ini tidak hanya semata-mata mendorong saling menghormati antarumat beragama, tetapi juga menjaga keharmonisan yang mengakar dalam budaya dan bahasa di Indonesia.
“Moderasi beragama artinya anak-anak dibekali bagaimana untuk bisa saling menghormati, menghargai sesama baik di internal agama maupun di antar beragama,” ungkap Kepala MAN 1 Garut, Drs.H. Sarip Asbuloh, M.PMat dalam acara itu di Hotel Santika, Kecamatan Tarogong Kaler, kabupaten Garut Selasa (8/8/2023).
Ia menilai bahwa pentingnya pembelajaran ini sebagai langkah awal dalam membangun karakter yang kuat dan menghargai perbedaan.
Penerapan nilai-nilai moderasi beragama bukan hanya sebatas konsep, tetapi juga akan meresap ke dalam kegiatan sehari-hari di madrasah.
Kepala MAN 1 Garut menjelaskan, Saat ditanya mengenai penerapan ini ke dalam pembelajaran kepada para siswa.
“Tentu saja, ini jelas merupakan pembelajaran karakter bahwa Indonesia adalah negara yang berbhinneka tunggal ika, dengan berbagai macam budaya dan bahasa. Agama dan budaya ini perlu ditanamkan dalam jiwa anak-anak untuk saling menghargai, yang sangat penting dalam membangun kerukunan beragama sejak dini.”katanya
Pentingnya pembelajaran moderasi beragama tergambar dari fakta bahwa ini akan membantu menjaga keutuhan Republik Indonesia.
“Ini adalah bagian penting dalam menjaga keberagaman dan kerukunan kita sebagai bangsa. Kita ingin melarang kepada generasi muda tentang pentingnya toleransi dan melindungi perbedaan dalam kehidupan beragama mereka,” tambah H. Sarip Hasbuloh.
Upaya ini bukanlah sekadar aktivitas sekali jalan, melainkan sebuah komitmen untuk menerapkan moderasi beragama secara kontinu.
Kepala MAN 1 Garut juga menekankan bahwa penerapan ini harus dapat diimplementasikan di setiap madrasah dan sekolah lainnya.
“Kita tidak bisa mengandalkan masa depan tanpa melibatkan generasi muda dalam proses pembentukan karakter dan pemahaman tentang kerukunan umat beragama,” tegasnya.*