WARTAGARUT.COM – Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Barat sekaligus anggota Komisi V DPRD Jabar, Aceng Malki, mengkritik ketidakhadiran Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, dalam Konferensi Cabang (Konfercab) X PCNU Kabupaten Garut.
Aceng Malki menilai absennya Barnas dalam acara besar yang melibatkan warga Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan mayoritas di Garut, sebagai sikap yang kurang elok dan tidak beretika
Pihaknya sangat menyayangkan ketidakhadiran Pj Bupati Garut, Barnas Adjidin. Di akhir masa jabatannya di Garut, seharusnya, kata Ia, bisa menyapa warga NU, warga Nahdliyin, yang menjadi mayoritas di Kabupaten Garut.
“Minimal pamitan lah, datang tidak sowan, mau pergi juga tidak berpamitan. Itu sangat kurang elok sebagai pemimpin daerah yang agamis dan kental dengan budaya Sunda,” ujar Aceng Malki, usai Konfercab X Nahdlatul Ulama Garut, di Islamic Center, Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut, pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Menurut Ceng Dewan, sikap ini mencerminkan pernyataan Bupati Garut sebelumnya, Rudy Gunawan, yang pernah menyebut bahwa Barnas Adjidin kurang dalam hal komunikasi dengan masyarakat.
Selain itu, Aceng juga mengungkapkan bahwa Barnas sering kali diundang ke berbagai acara keagamaan dan Apel kebangsaan, namun hampir selalu absen.
“Waktu apel siaga kebangsaan di Alun-Alun Garut tidak hadir, haul di Pesantren Faozan tidak hadir, dan beberapa pesantren yang mengundang Pj Bupati juga tidak pernah dihadiri. Ini sangat disayangkan,” tambahnya.
Menurut Ceng Malki, konfercab NU seharusnya menjadi ajang yang baik bagi Barnas untuk bertemu langsung dengan para tokoh agama, memohon doa restu, serta menyampaikan permintaan maaf kepada warga Garut di akhir masa jabatannya.
“Ini adalah keluhan dari warga yang harus saya sampaikan. Warga Nahdliyin mengeluhkan ketidakhadiran beliau, padahal lokasi acara hanya selangkah dari Pendopo Islamic Center, Ini sangat disayangkan karena menjadi momen terakhir beliau berada di Garut,” katanya.
“Beliau hanya hadir dalam acara-acara seremonial pemerintah daerah saja,” tambahnya.
Ceng Malki menegaskan bahwa kritiknya ini bukan semata-mata pandangan pribadinya, melainkan juga mewakili keluhan masyarakat, khususnya warga Nahdliyin yang menyesalkan sikap Barnas Adjidin.
Lebih lanjut, Aceng Malki juga mengevaluasi kinerja Barnas Adjidin selama hampir dua tahun menjabat sebagai Pj Bupati Garut.
Menurutnya, kepemimpinan Barnas terkesan standar dan tidak membawa perubahan signifikan.
” Perubahannya nyaris tidak terlihat dan tidak terdengar. Saya sendiri beberapa kali di Garut, tapi belum pernah bertemu langsung dengan beliau,” tegasnya.
Aceng Malki berharap di masa jabatan yang tersisa, Barnas bisa lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang lebih terbuka.
“Saya tadinya berharap beliau bisa berubah di akhir masa jabatannya. Tapi ternyata menghadiri acara sebesar Konfercab NU saja, yang merupakan forum mayoritas warga Garut, beliau tidak hadir tanpa alasan yang jelas,”ungkapnya.
“Seharusnya di akhir jabatannya, beliau bisa menyampaikan terima kasih atau permohonan maaf kepada warga Garut atas segala kekurangan selama memimpin. Sayangnya, itu tidak terjadi,” pungkasnya.***
Penulis : Soni Tarsoni