WARTA GARUT – Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman mendampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat/Laznah Tanfidziyah Syarikat Islam, Hamdan Zoelva membuka resmi Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Manajemen Kebencanaan Nasional oleh Badan Nasional (BN) Syarikat Islam Tanggap Bencana (SIGAP) yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Cibeureum, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jum’at (13/1/2022).
Wabup Garut mengungkapkan, SIGAP ini dikelola secara langsung oleh Syarikat Islam. Ia berharap, adanya SIGAP di Kabupaten Garut dapat memperkuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut dalam hal penanggulangan bencana.
“BPBD ini adalah kita pemerintah tentu harus disokong oleh masyarakat, nah masyarakat ini berupa relawan-relawan, jadi kita punya banyak relawan-relawan ini yang ternyata kemarin kita alhamdulilah ya ketika bencana itu saya kumpulin relawan semua ada lebih dari pada 500 waktu kemarin itu setiap hari ngumpul gitu kan,” ucap Wabup Garut.
Ia mengungkapkan, jika dibandingkan dengan bencana banjir bandang lalu, maka kebutuhan relawan di Kabupaten Garut tidak akan cukup. Ia menuturkan, bahwa pihaknya harus memperbanyak lagi relawan dari sisi kewilayahan jika nantinya terjadi bencana kembali di Kabupaten Garut. SIGAP diharapkan dapat memperkuat Kabupaten Garut khususnya sebagai kabupaten yang paling siap menghadapi bencana.
“SIGAP ini kan kemarin aja kita baru dibentuk baru ketika Cimanuk (banjir) yang kedua itu SIGAP relawan SIGAP sudah bergerak lebih dari kemarin, pertama aja kita kirim lebih dari 25 membantu BPBD di bawah komando BPBD,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat/Laznah Tanfidziyah Syarikat Islam, Hamdan Zoelva menyampaikan, bahwa kegiatan ini dalam rangka menyiapkan tenaga-tenaga yang terlatih untuk menghadapi bencana. Ia memaparkan, SIGAP ini merupakan organisasi kebencanaan yang dimiliki oleh Syarikat Islam.
“Itu semua dalam rangka mempersiapkan para peserta ini menjadi tenaga-tenaga tangguh ya dalam menghadapi bencana, maupun juga dalam mengantisipasi bencana, atau melakukan rehabilitasi pasca bencana, karena itu inilah pendidikan kebencanaan,” ungkapnya.
Tak hanya di Kabupaten Garut, imbuh Hamdan Zoelva, SIGAP juga terdapat di beberapa wilayah di Indonesia dari Aceh sampai Papua, mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana cukup besar, mengingat terdapat banyaknya pegunungan, pulau, dan patahan-patahan yang bisa menimbulkan gempa bumi.
“Oleh karena itu, Syarikat Islam ingin membangun kekuatan SIGAP ini sebagai organisasi yang bersama sama dengan organisasi sar yang sudah ada sebelumnya dalam rangka membantu dan memberikan perlindungan kepada masyarakat ketika terjadi bencana,” ungkapnya.
Zoelva menambahkan, SIGAP memiliki prinsip yang sama seperti halnya organisasi kebencanaan lainnya, paling tidak para anggota SIGAP bisa mengajarkan kepada keluarganya apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.