WARTAGARUT.COM – Sebagai upaya dalam mencetak generasi emas dan berakhlaqul karimah, Yayasan Cimalaka Darussurur mendirikan Majelis Taklim, MTD dan MDTA di Kavling Cimalaka RT 001/006, Desa Wanaraja, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut.
Pendirian lembaga pendidikan Islam ini diresmikan langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Darussurur Pusat, KH M Sulaiman Jazuli Yahya atau Abuya Anom dan dihadiri Porkompimcam Wanaraja serta para alim ulama di kecamatan tersebut, Kamis (22/8/2024).
Selain peresmian dan peletakan batu pertama pendirian madrasah, Yayasan Cimalaka Darussurur juga mengadakan Gebyar Sholawat dan Tasyakur kemerdekaan RI ke-79. Kegiatan gebyar sholawat ini dipimpin langsung oleh Pimpinan Ponpes Bahrul Ulum, KH Sasa Saripudin.
Ketua Yayasan Cimalaka Darussurur, Ust H Muhammad Mansur Alfatih AMd.Tt, S.Ag mengatakan, pendirian lembaga Islam ini dilakukan untuk mencetak generasi emas penerus bangsa yang memiliki akhlak mulia.
Cita-cita ini sejalan dengan visi misi Yayasan Cimalaka Darussurur yakni ingin mencetak generasi emas penerus bangsa yang selalu menjaga ukhuwah Cinta Tanah air dan bangsa.
“Kami ingin mencetak generasi yang memiliki cinta tanah air atau hubul wathon minal iman dan menjadikan Islam rahmatan lilalamin,” ujarnya.
Ust H Muhammad Mansur menceritakan, bangunan yang saat ini dijadikan majelis taklim, MTD dan MDTA, sebelumnya merupakan sebuah kontrakan terbengkalai akibat kesalahan tukang, sehingga coran ambruk dan tidak menyerupai bangunan layak pakai.
“Awalnya akan kami jual, tetapi salah satu sesepuh yaitu Mama KH Aceng Kurnia, PP Bawah Tanah Alfatih Banyuresmi
melarang kami untuk menjualnya. Sehingga tidak jadi menjualnya,” terangnya.
Dari instruksi itu, dirinya bersama keluarga tidak menjualnya, memilih untuk melakukan renovasi, dan juga memilih untuk tinggal di lokasi tidak jadi pindah ke Bandung.
Hingga tahun 2022 sepulang dirinya umroh bersama keluarga pihaknya diminta oleh RT setempat untuk minta membuka pengajian.
“Waktu itu saya diminta untuk mengadakan pengajian, karena tidak adanya guru mengaji waktu itu. Dari mulai situlah kami bersedia menerima, walaupun dari segi keilmuan belum pantas karena masih tahap belajar dan sangat jauh untuk mengajar,” ujarnya.
Dengan bekal ilmu dan izin dari para guru seperti KH Maman Abdurohman dan DR KH Ikyan Badruzzaman MA (Cucu dan Putra KH Syeihuna Badruzzaman), Syeh Ahmad Nawawi bin Ahmad Qurthuby PP Al Ithisom Cibolerang Bandung (Cucu dari Mama Ajengan Gentur Kidul), KH M Sulaiman Jazuli Yahya (Buya Anom) PP Darussurur Pusat Putra dari Abuya KH Muhammad Yahya, akhirnya dirinya membuka pengajian dan majelis taklim di wilayah tersebut.
“Seminggu diadakan pengajian mulai adanya fitnah keji dari orang yang tidak bertanggung jawab entah apa yang di jadikan delik perkara kami dilaporkan ke Polsek Wanaraja dengan delik pengaduan tidak jelas,” ujarnya.
Dari pengaduan tersebut, kata dia, dirinya langsung mendatangi pihak kepolisian untuk menanyakan perihal laporan tersebut.
Setelah melakukan klarifikasi malah pihak kepolisian mendukung dan menyarankan untuk dibuatkan badan hukum untuk ijin majelis taklim dan sebagainya, supaya memiliki kekuatan hukum.
“Kami juga meminta ijin untuk penamaan majlis memakai Darussurur dan Alhamdulillah kami diberikan Ijin memakai Nama Darussurur oleh Abuya KH M Sulaiman Jazuli Yahya (Buya Anom),” ujarnya.
Dengan ijin yang dimiliki ini, kata dia, akhirnya saat ini pihaknya memberikan nama lembaga pendidikan Islam yakni Majelis Taklim, MTD, MDTA Yayasan Cimalaka Darussurur Garut.
“Meski banyak berbagai macam rintangan baik internal maupun eksternal, namun atas ijin Allah pendidikan Islam yang saat ini dibangun berjalan dengan pesat. Semoga dengan adanya pendidikan ini bisa bermanfaat khususnya bagi masyarakat Wanaraja, umumnya untuk masyarakat Kabupaten Garut,” paparnya. (*)
Penulis : Soni Tarsoni