WARTAGARUT.COM – Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arqom (STAIDA) Muhammadiyah Garut mengadakan Test Tulis untuk Calon Mahasiswa Baru pada Gelombang Pertama Tahun Akademik 2023-2024.
Tes tulis tersebut dilaksanakan di Aula STAIDA Muhammadiyah Garut, yang terletak di Jalan Bratayudha Nomor 39, Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, pada hari Sabtu (10/06/2023).
Ketua STAIDA Muhammadiyah Garut, Dr. Agus Rahmat Nugraha, MAg, menjelaskan bahwa tujuan dari tes tulis ini adalah untuk menjalin silaturahim dan membangun orientasi bersama.
Tak hanya itu juga untuk membangun persepsi awal yang sama bagi calon mahasiswa bahwa mereka akan diterima sebagai bagian dari keluarga kampus ini.
“Tes yang kami lakukan terdiri dari dua tes tertulis dan tes wawancara,” kata Dr. Agus.
Agus Rahmat Nugraha menerangkan, Tes tertulis meliputi tes normatif yang berhubungan dengan bidang skolastik, seperti logika dan pengetahuan umum.
Semenatar, tes wawancara juga memiliki peran penting dalam melihat kecenderungan calon mahasiswa, baik dalam pemilihan jurusan maupun dalam kemampuan dasar, seperti membaca dan menulis Al-Qur’an.
“Baca tulis Al-Qur’an merupakan trademark kami. Bukan berarti jika calon mahasiswa tidak mampu, mereka tidak lulus, tetapi hal itu akan memberikan pointnya bahwa calon mahasiswa perlu dibantu dalam bidang tersebut,” tambahnya.
Selain itu, tes tulis juga mencakup materi tentang Ke-Muhammadiyah-an, seperti pengenalan Muhammadiyah dan pengetahuan dasar tentang organisasi ini.
“Namun, sebagian dari calon mahasiswa mungkin sudah mengenal Muhammadiyah sebelumnya, misalnya dari SMK, Madrasah Aliyah atau SMA Muhammadiyah,” jelas Dr. Agus.
Menurut Dr Agus, Tes tulis ini bukan hanya bertujuan untuk menjalin silaturahmi, tetapi juga untuk melihat arah dan orientasi calon mahasiswa, termasuk dalam pemilihan jurusan.
Pada gelombang pertama, kata Ia, terdapat 44 calon mahasiswa yang mendaftar, dan hingga saat ini baru 39 orang yang hadir pada tes tulis tersebut.
“Para calon mahasiswa berasal dari berbagai program studi, dengan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi yang paling banyak diikuti, diikuti oleh Ekonomi Syariah, Dakwah Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), PGMI, dan Studi Agama-agama (SAA),”katanya.
Dr Agus mengungkapkan, Gelombang selanjutnya direncanakan akan dilaksanakan pada akhir Juli.
Ia melanjutkan bahwa gelombang pertama memakan waktu yang agak panjang karena karakteristik sekolah swasta mengikuti jadwal perguruan negeri terlebih dahulu sebelum sekolah swasta dapat mengikutinya.
“Namun, pada gelombang kedua,mencoba untuk mempercepat proses seleksi agar dapat bersaing dengan perguruan negeri dan perguruan swasta lainnya,biasanya targetnya sampai ke gelombang ketiga, September nanti”ujarnya.
Pihaknya menargetkan, STAIDA Muhammadiyah Garut adalah mendapatkan 200 mahasiswa baru untuk Tahun Akademik 2023-2024.
“Dengan adanya 40 calon mahasiswa pada gelombang pertama, diharapkan hal ini dapat menjadi Trigger (Pemicu) bagi calon mahasiswa lainnya, untuk mendaftar di gelombang selanjutnya,”katanya.
Dr. Agus berharap agar pada bulan Juli nanti terdapat 50 calon mahasiswa yang dapat mendaftar, sehingga sisanya diharapkan dapat terpenuhi pada gelombang terakhir, menjelang bulan September 2023.
Selain itu, STAIDA Muhammadiyah Garut juga telah menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah, seperti SMK Muhammadiyah di Pakenjeng dan Panawuan.
Menurut Ia, Kerjasama ini dilakukan dengan tujuan agar sekolah-sekolah tersebut dapat merekomendasikan siswanya kepada STAIDA Muhammadiyah Garut.
“Kami telah membangun kerjasama dengan dua sekolah tersebut, sehingga siswanya dapat mendaftar langsung pada gelombang terakhir setelah mereka menyelesaikan program-program yang sedang dijalani saat ini.
Dr Agus menuturkan, Peminatan kuliah di STAIDA sangat positif karena juga mendapat respon dari siswa-siswa sekolah negeri di luar lingkungan Muhammadiyah maupun sekolah swasta lainnya.
“Alhamdulillah, dari 44 calon mahasiswa pada gelombang pertama, beberapa di antaranya berasal dari sekolah negeri yang difavoritkan, seperti SMA 11 Garut, SMA Negeri Cilawu, dan SMA Negeri Leles. Artinya, minat kuliah di STAIDA juga dapat merespon oleh siswa-siswa dari sekolah-sekolah negeri di luar lingkungan Muhammadiyah dan swasta lainnya,” tutur Dr. Agus dengan rasa bangga.***