WARTAGARUT-Sejak periode Kabupaten Limbangan baru yang beribukota di Suci sebagai cikal bakal Kabupaten Garut sampai dengan periode setelah muncul nama resmi “Kabupaten Garut”, terdapat 23 bupati yang pernah menjabat.
Pembentukan Kabupaten Limbangan-baru berdasarkan Surat Keputusan Raffles sebagai Letnan Gubernur (Lieutenant Governor) di Indonesia adalah tanggal 16 Februari 1813. Bupati yang menjabat pada saat itu adalah RAA Adiwijaya (1813-1831), karena itu jika perhitungan masa pemerintahan Kabupaten Garut berawal. maka RAA Adiwijaya merupakan Bupati Garut yang pertama.
Sejak 1 Juli 1913 Kabupaten Limbangan diganti menjadi Kabupaten Garut yang terjadi pada masa pemerintahan periode ke-4 sejak 1813, yaitu masa Bupati RAA Wiratanudatar (1871-1915), Hal itu, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal tanggal 7 Mei 1913 (Staatsblad Van Nederlandsch-Indie No.356: Besluit van den Gouverneur-General van Nederlandsch-Indie van 7 Mei 1913 No. 60).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa RAA Wiratanudatar merupakan Bupati pertama yang memimpin wilayah pemerintahan dengan nama Kabupaten Garut.
Pada tanggal 14 Agustus 1925, berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal, Kabupaten Garut disahkan sebagai daerah pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom). Ini terjadi pada masa pemerintahan RAA Soeria Kartalegawa yang menjadi Bupati ke-5 sejak 1813 atau Bupati ke-2 sejak muncul nama Kabupaten Garut. Oleh karena itu, RAA Soeria Kartalegawa merupakan bupati pertama yang memimpin Kabupaten Garut sebagai daerah otonom.
Pada zaman kolonial Belanda, pergantian bupati yang berlaku di Kabupaten Garut identik dengan yang berlaku di kerajaan-kerajaan kuno Indonesia, yaitu bila Bupati meninggal atau berhenti karena hal tertentu, maka yang berhak menggantikannya adalah putera laki-laki tertua atau menantu laki-laki. Kalau pun tidak demikian, penggantinya masih memiliki hubungan darah atau kekerabatan yang dekat.
Dari masa ke masa, tercatat bupati ke-1, RAA Adiwijaya (1813-1831)
digantikan oleh puteranya RAA Kusumadinata (1831-1833) sebagai bupati ke-2.
Lalu bupati kedua diteruskan oleh menantunya Tumenggung Jayadiningrat (1833-1871) sebagai bupati yang ke-3. Masih memiliki ikatan kekeluargaan.
Bupati ketiga digantikan oleh RAA Wiratanudatar (1871-1915) sebagai bupati yang ke-4.
Selanjutnya bupati keempat digantikan oleh keponakannya Adipati Suria Kartalegawa (1915-1929) yang menjadi bupati ke-5.
Kemudian ia diteruskan oleh puteranya Adipati Moh. Musa Suria Kartalegawa (1929-1944) sebagai bupati ke-6.
Bupati Garut ke-7, R. Tumenggung Endung Suriaputra, Priode pemerintahan tahun 1944 sampai dengan tahun 1945
Bupati Garut ke-8 , Raden Kalih Wiraatmadja, Priode pemerintahan tahun 1945 sampai dengan tahun 1948
Bupati Garut ke-9 , R. Tumenggung Agus Padmanegara, Priode pemerintahan tahun 1948 sampai dengan tahun 1949
Bupati Garut ke-10 , R. Tumenggung Kartahudaya, Priode pemerintahan tahun 1949 sampai dengan tahun 1950
Bupati Garut k-11, R. Moh. Sabri Kartasomantri, Priode pemerintahan tahun 1950 sampai dengan tahun 195
Bupati Garut ke-12, R. Moh. Noh Kartanegara, Priode pemerintahan tahun 1956 sampai dengan tahun 1960
Bupati Garut ke-13 , R. Gahara Widjaya Suria, Priode pemerintahan tahun 1960 sampai dengan tahun 1966
Bupati Garut ke-14 , Letkol Akil Ahyar Mansyur, Priode pemerintahan tahun 1966 sampai dengan tahun 1967
Bupati Garut ke-15, R.M. Bob Yacob Ishak, Priode pemerintahan tahun 1967 sampai dengan tahun 1972
Bupati Garut ke-16, Drs. R. Moh. Syamsudin, Priode pemerintahan tahun 1972 sampai dengan tahun 1973
Bupati Garut ke-17, Ir. Hasan Wirahadikusumah, Priode pemerintahan tahun 1973 sampai dengan tahun 1978
Bupati Garut ke-18, Letkol Iman Sulaeman, Priode pemerintahan tahun 1978 sampai dengan tahun 1983
Bupati Garut ke-19, Letkol Kav Taufik Hidayat, Priode pemerintahan tahun 1983 sampai dengan tahun 1988. Bertukar jabatan dengan Bupati Ciamis, Momom Gandasasmita,SH.
Bupati Garut ke-20, Momom Gandasasmita, SH. Priode pemerintahan tahun 1988 sampai dengan tahun 1993
Bupati Garut ke-21, Drs. H. Toharudin Gani, Priode pemerintahan tahun 1993 sampai dengan tahun 1998
Bupati Garut ke-22, Drs. H. Dede Satibi, Priode pemerintahan tahun 1999 sampai dengan tahun 2004
Bupati Garut ke-23, Agus supriyadi, Priode pemerintahan tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2007, ia dinonaktifkan karena terlibat kasus rasuah yang divonis pada tahun 2009. Penjabat bupati dipegang Memo Hermawan selaku Wakil Bupati saat itu.
Bupati Garut ke-24, H. Aceng HM Fikri,S.Ag, Priode pemerintahan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Diberhentikan karena kasus pernikahan kilat dengan Fani Oktora
Bupati Garut ke-25, Agus Hamdani, Sisa Priode pemerintahan tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Sebelumnya menjabat Wakil Bupati, kemudian diangkat menjadi penjabat bupati setelah Aceng Fikri dimakzulkan. Ia dilantik pada tanggal 4 April 2013.
Bupati Garut ke-26, Menjabat dua priode pemerintahan 2014 – 2019 dan 2019-2024
Dalam sejarah Garut, tercatat periode Bupati terlama yang memimpin hingga mencapai lebih dari 40 tahun yaitu RAA Wiaratanudatar (1971-1915). Sedikitnya ada tiga orang Bupati yang memimpin kurang dari satu atau dua tahun seperti R. Tumenggung Endung Suriaputra (1944-1945) atau Letkol Akil Ahyar Masyur (1966-1967).