WARTAGARUT.COM — Presiden FIFA membuat keputusan tepat dengan menetapkan Timnas Indonesia sebagai pemenang di laga kontra Bahrain.
Keputusan ini muncul setelah wasit asal Oman, Ahmed Al-Kaf, terbukti melakukan tiga kecurangan yang merugikan Timnas Indonesia selama pertandingan yang berlangsung di Bahrain International Stadium.
Wasit Ahmed Al-Kaf, yang memimpin pertandingan, dianggap lebih memihak Bahrain. Kecurangan pertama yang dilakukan oleh wasit adalah memberikan pelanggaran kepada Bahrain meskipun hanya terjadi sentuhan kecil.
Hal ini berbeda dengan sikapnya terhadap Timnas Indonesia yang tidak mendapatkan keistimewaan serupa.
Kecurangan kedua muncul ketika Al-Kaf membiarkan permainan berlanjut lebih dari tiga menit dari tambahan waktu enam menit di injury time babak kedua.
Situasi ini memberi kesempatan bagi Bahrain untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2, yang memicu kemarahan para pendukung Indonesia.
Kecurangan ketiga terjadi pada saat gol kedua Bahrain. Tidak ada kejelasan apakah gol tersebut sudah dicek oleh VAR atau belum, padahal waktu yang diperlukan untuk memeriksa gol Timnas Indonesia jauh lebih lama.
Gol yang dilesakkan oleh Ragnar Orat Mangoen membutuhkan waktu tiga menit untuk diperiksa, sementara gol Bahrain langsung disahkan.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengecam keras tindakan wasit Ahmed Al-Kaf. Menurut Erik, wasit asal Oman tersebut layak dihukum dan dimasukkan ke dalam penjara.
“Sangat disayangkan jika di laga krusial seperti ini, wasit berbuat curang. Wasit ini sudah mencoreng nama baik sepak bola Asia, dan dia seharusnya dibui,” tegas Erik.
Erick Thohir juga mendukung penuh keputusan FIFA yang menetapkan Timnas Indonesia sebagai pemenang. “Kita ini memang pemenang. Semua bisa lihat bagaimana gol kedua Bahrain terjadi di menit ke berapa, dan tambahan waktunya berapa,” tambahnya.
Pertandingan ini memang berlangsung sengit dengan banyak momen kontroversial di lapangan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah aksi para pemain Bahrain yang sering terjatuh setelah sedikit kontak fisik dengan pemain Indonesia.
Aksi dramatis ini memicu komentar pedas dari berbagai pihak, termasuk netizen Indonesia yang ramai membahas gaya permainan tim Bahrain di media sosial.
Salah satu komentator bahkan menyoroti bagaimana para pemain Bahrain seolah-olah menyulap kontak fisik ringan menjadi momen dramatis di lapangan. “Sedikit dorongan saja, mereka pasti terguling-guling,” ujar komentator dikutip dari channel Youtube Sumar TV.
Di salah satu momen, seorang pemain Bahrain tampak memegang pipinya setelah bersentuhan dengan pemain Indonesia, namun beberapa saat kemudian ia malah memegangi dadanya.
Aksi-aksi seperti ini membuat pertandingan terputus-putus dan mengganggu alur serangan Timnas Indonesia.
Akun media sosial sepak bola, Extra Time Indonesia, menyindir gaya bermain Bahrain yang disebut sering jatuh dan mengulur-ulur waktu.
“Pemain Bahrain ini cocok masuk nominasi Oscar,” tulis akun tersebut dengan nada satir, menyinggung aksi akting para pemain Bahrain yang dinilai berlebihan.
Frekuensi pemain Bahrain yang sering terjatuh pun menjadi bahan perbincangan di kalangan netizen.
“Tiap satu menit, ada saja pemain Bahrain yang jatuh,” sindir seorang netizen, menyiratkan bahwa aksi jatuh pemain Bahrain terjadi terlalu sering dalam waktu singkat.
Meskipun harus menghadapi taktik permainan yang dianggap tidak sportif, Timnas Indonesia tetap menunjukkan semangat juang tinggi di lapangan.
Kontroversi ini tidak memudarkan semangat mereka untuk terus bermain dengan sportif dan penuh semangat.***
Penulis : Soni Tarsoni