Perpustakaan Nasional RI Bersama FKWU Universitas Garut: Tingkatkan Literasi Digital dan Entrepreneurship

- Jurnalis

Sabtu, 2 Desember 2023 - 20:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perpustakaan Nasional RI Bersama FKWU Universitas Garut_ Tingkatkan Literasi Digital dan Entrepreneurship

Perpustakaan Nasional RI Bersama FKWU Universitas Garut_ Tingkatkan Literasi Digital dan Entrepreneurship

WARTAGARUT.COM  – Perpustakaan Nasional RI dan Universitas Garut bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan monitoring pelaksanaan peningkatan indeks literasi masyarakat di Kabupaten Garut. 

Kegiatan yang bertemakan “Literasi Digital dalam Entrepreneurship Untuk Garut Sejahtera” diselenggarakan di Auditorium Prof. Dr. H. Aam Hamdani, Kampus IV Fakultas Kewirausahaan Universitas Garut pada Sabtu, 2 Desember 2023.

Dewan Penasehat Yayasan Universitas Garut, Dra. Hj. Empat Fatimah Sambas, S.Pd.,  dengan tegas menyatakan pandangan positif terkait kebiasaan membaca buku dalam perkembangan anak-anak. 

“Membaca buku bukan hanya suatu kegiatan biasa, melainkan suatu kebaikan yang membawa dampak positif dalam pembentukan karakter dan peningkatan pengetahuan,”ungkapnya.

Dalam pernyataannya, Dra. Hj. Empat Fatimah Sambas menggarisbawahi pentingnya melatih anak-anak untuk membaca buku dan merangkum materi bacaan. 

“Kegiatan ini bukan hanya melibatkan aspek literasi semata, tetapi juga membentuk kemampuan pemahaman, analisis, dan sintesis informasi, yang merupakan keterampilan esensial dalam menghadapi tantangan di masa depan,”katanya.

Lebih lanjut, ia menyatakan keyakinannya bahwa buku bukan sekadar media hiburan, melainkan sumber segala kebaikan dan gudang ilmu.

“Buku menjadi pintu gerbang bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dunia pengetahuan, mengembangkan imajinasi, dan memperluas wawasan,”ujar Hj. Empat Fatimah Sambas dengan tegas .

Dewan Penasehat ini juga mengkritisi pemberian handphone kepada anak-anak. Dalam pandangannya, memberikan handphone pada usia dini dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan anak-anak, terutama dalam hal ketergantungan pada teknologi. 

“Sebaiknya para orang tua untuk membelikan buku sebagai investasi pendidikan bagi anak-anak mereka,”katanya menekankan.

Sementara Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, memberikan perhatian terkait perilaku membaca masyarakat Indonesia, khususnya dalam konteks mendidik anak agar memiliki minat baca yang tinggi. 

Menurutnya, rata-rata masyarakat tidak pernah membaca buku yang membahas cara mendidik anak agar giat membaca. I

“Pendidikan anak sangat bergantung pada lingkungan pendidikan dari orangtua di rumah, dan setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,”ujarnya.

Dalam pandangan Muhammad Syarif Bando, literasi menjadi kunci utama dalam mengembangkan pengetahuan seseorang, yang pada gilirannya dapat diimplementasikan untuk menghasilkan atau memproduksi barang dan jasa. 

Dalam rangka meningkatkan literasi, ia menyampaikan lima tingkatan literasi, yaitu kemampuan membaca, menulis, berhitung, pembentukan karakter, akses terhadap bahan bacaan.

Baca Juga :  Diskominfo Jabar dan Garut Tingkatkan Kualitas Statistik Sektoral untuk Kemajuan Daerah

“Selain itu Pemahaman terhadap hal-hal tersirat dan tersurat, inovasi dalam kreativitas, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk bersaing secara global,”katanya.

Muhammad Syarif Bando juga menyoroti kurangnya kemampuan mayoritas masyarakat Indonesia untuk mengupas tuntas materi yang mereka baca. 

Ia merinci bahwa peradaban yang unggul tidak hanya bergantung pada tingkat kecerdasan intelektual (I.Q), tetapi lebih pada kecerdasan emosional (E.Q) dan kecerdasan spiritual (S.Q), dengan perbandingan 95 persen dan 5 persen.

“Transfer teori dan praktik dari buku ke otak manusia tidak dapat terjadi tanpa kegiatan membaca,”ungkapnya..

Dengan lugas, Muhammad Syarif Bando menyatakan bahwa semakin banyak membaca, seseorang akan semakin banyak mendapatkan informasi. 

“Dengan pengetahuan yang diperoleh dari membaca, seseorang dapat mentransfer dan membahasnya secara luas, membuktikan bahwa membaca bukan hanya sekadar aktivitas individual, tetapi juga sebuah bentuk kontribusi terhadap pertukaran pengetahuan di masyarakat,”katanya.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, H. Ferdiansyah, SE., M.M., mengungkapkan bahwa pentingnya memahami landasan yuridis terkait perpustakaan dan budaya membaca di Indonesia. 

Menurutnya, ada lima landasan utama yang harus menjadi dasar dalam upaya meningkatkan literasi di tanah air.

Dalam pernyataannya, Ferdiansyah menjelaskan bahwa lima landasan tersebut melibatkan regulasi tingkat tinggi, termasuk UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 31 tentang Pendidikan, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, UU No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, dan UU RI No, 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.

Meskipun memiliki landasan yang kuat, tingkat literasi di Indonesia masih menunjukkan keterpurukan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Ferdiansyah mengakui bahwa peringkat literasi Indonesia berada di posisi 71 dari 77 negara di dunia. 

“Faktor seperti jumlah penduduk yang besar, ukuran negara, dan infrastruktur transportasi perlu diperhitungkan sebelum membandingkan,”katanya..

ia mengatakan bahwa Pada tahun 2019 – 2022, indeks pembangunan literasi masyarakat Indonesia cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan. Menurut Ferdiansyah, penting untuk memecah indeks ini ke dalam kluster yang mewakili berbagai aspek pembangunan literasi masyarakat.

Baca Juga :  Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-79 PGRI: Pj Bupati Garut Apresiasi Guru Mencerdaskan Bangsa

Menariknya, meskipun minat baca masyarakat Indonesia dianggap rendah, namun Indonesia menduduki peringkat pertama dalam penggunaan internet, dengan rata-rata 5,7 jam per hari. 

“Ironisnya, mayoritas waktu tersebut lebih banyak digunakan untuk membaca gosip daripada literatur bermanfaat,”ujarnya..

Ferdiansyah juga mencatat kesenjangan signifikan dalam akses perpustakaan di Indonesia. Dari total 443.939 sekolah, hanya 199.597 yang memiliki perpustakaan, dan hanya 54.793 tenaga perpustakaan yang tersebar. 

“Gap antara jumlah sekolah yang ideal memiliki perpustakaan dan tenaga perpustakaan dengan kondisi sekarang masih sangat besar,”katanya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut, Drs. H. Totong, M.Si, menyampaikan pentingnya literasi digital dalam konteks kemajuan entrepreneurship untuk mewujudkan kesejahteraan di Garut. 

“Peran perpustakaan sangat krusial dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, di mana literasi tidak hanya menjadi kunci peningkatan pengetahuan, tetapi juga berperan dalam meningkatkan produktivitas masyarakat,”tuturnya..

Dalam menghadapi tantangan, Drs. H. Totong, M.Si, mengidentifikasi beberapa peran strategis perpustakaan, termasuk sebagai repositori pengetahuan nasional, marketplace, co-working space, inisiator digital publishing, dan sebagai elemen utama dalam transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk mempercepat pemulihan ekonomi. 

“Perpustakaan bukan hanya tempat penyimpanan buku, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang mendukung berbagai aspek kehidupan masyarakat,”katanya dengan tegas.

Dalam menggambarkan dampak positif, Drs. H. Totong, M.Si, menyampaikan bahwa kunjungan ke perpustakaan Garut mengalami peningkatan yang signifikan. 

“Jumlah pengunjung meningkat dari 75 orang per hari menjadi 500 pengunjung per hari, mencerminkan minat dan partisipasi masyarakat dalam mengakses sumber pengetahuan yang tersedia di perpustakaan,”katanya memaparkan..

Meskipun demikian, dalam pemaparan sarana dan prasarana perpustakaan Garut, Drs. H. Totong, M.Si, juga mencatat kekurangan yang perlu diperhatikan, khususnya kekurangan tenaga pustakawan. 

“Ini menjadi tantangan yang perlu diatasi agar perpustakaan dapat berfungsi optimal sebagai pusat literasi dan pengetahuan di masyarakat,”katanya.

Dengan semangat untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut memandang literasi digital sebagai tonggak penting dalam membawa Garut menuju sejahtera, dan perpustakaan sebagai ujung tombak dalam menjawab kebutuhan literasi dan pengetahuan masyarakat modern.(soni)***

Berita Terkait

Prestasi Gemilang! Program PPG IPI Garut ‘Melampaui Standar’, Dinobatkan Terbaik se-Indonesia
Pendidikan Fisika IPI Garut Raih Akreditasi ‘Baik Sekali,’ Bukti Mutu Tak Diragukan!
Kemenag Garut Gelar Pembinaan Guru PAI PPPK Bersertifikasi untuk Indonesia Emas
Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-79 PGRI: Pj Bupati Garut Apresiasi Guru Mencerdaskan Bangsa
Komitmen Hidupkan Sekolah Berbudaya Lingkungan, SDIT Al Mashduqi Garut Raih Anugerah Raksa Prasada Jabar 2024
713 Peserta Ramaikan PORSENI HAB Ke-79 Kemenag Garut, Ini Cabang yang Dilombakan!
Launching HAB Ke-79, Kepala Kemenag Garut: PORSENI Jadi Ajang Persatuan dan Toleransi di Tengah Keberagaman!
Pemuda Muhammadiyah Garut Gelar BAD Akbar, Fokus pada Kaderisasi Berkelanjutan
Berita ini 128 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 13 Desember 2024 - 15:16 WIB

Pendidikan Fisika IPI Garut Raih Akreditasi ‘Baik Sekali,’ Bukti Mutu Tak Diragukan!

Kamis, 12 Desember 2024 - 20:26 WIB

Kemenag Garut Gelar Pembinaan Guru PAI PPPK Bersertifikasi untuk Indonesia Emas

Rabu, 11 Desember 2024 - 17:53 WIB

Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-79 PGRI: Pj Bupati Garut Apresiasi Guru Mencerdaskan Bangsa

Rabu, 11 Desember 2024 - 16:35 WIB

Komitmen Hidupkan Sekolah Berbudaya Lingkungan, SDIT Al Mashduqi Garut Raih Anugerah Raksa Prasada Jabar 2024

Selasa, 10 Desember 2024 - 16:30 WIB

713 Peserta Ramaikan PORSENI HAB Ke-79 Kemenag Garut, Ini Cabang yang Dilombakan!

Berita Terbaru

Garut Raih Penghargaan Peduli HAM dari Kemenkumham RI

Birokrasi

Garut Raih Penghargaan Peduli HAM dari Kemenkumham RI

Sabtu, 14 Des 2024 - 07:45 WIB

error: Content is protected !!