WARTAGARUT.COM – Wakil Menteri Agama Republik Indonesia (Wamenag RI), Dr. Romo H.R. Muhammad Syafi’i S.H., M.Hum., melakukan kunjungan ke Universitas Garut dalam rangka mendorong transformasi pendidikan keagamaan di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya pendidikan dan keimanan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Saya bergembira karena saya adalah Wakil Menteri yang diutus oleh Pak Prabowo untuk berada di Kementerian Agama. Beliau memberikan support, bahkan mensuggest bahwa tidak ada Indonesia Emas 2045 tanpa anak yang sehat dan cerdas. Karena itu, Indonesia Emas 2045 harus dengan pengetahuan dan keimanan,” ujar Dr. Romo H.R. Muhammad Syafi’i dalam sambutannya di Halaman Gedung B Universitas Garut, Pada Senin, 17 Februari 2025.
Reformasi Struktur Pendidikan Keagamaan
Dalam pidatonya, Wamenag menyampaikan upayanya untuk mengubah portofolio Kementerian Agama agar lebih fokus pada dua hal utama, yaitu pendidikan agama dan pelayanan keagamaan.
Ia pun mengungkapkan tengah memperjuangkan pembentukan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pondok Pesantren serta program studi Manajemen Pesantren.
“Saya sedang berjuang dan sudah membentuk tim, baik di Kementerian Agama maupun koordinasi dengan Bappenas, untuk melahirkan Dirjen Pondok Pesantren dan menopangnya dengan Prodi Manajemen Pesantren,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga merancang pembentukan Dirjen Pendidikan Tinggi Keagamaan yang akan mencakup pendirian Fakultas Halal Industri.
Fakultas ini akan menaungi lima program studi, yaitu Halal Food, Halal Fashion, Halal Cosmetic, Halal Medicine, dan Halal Pariwisata.
Menjawab Tantangan Industri Halal
Dalam konteks globalisasi dan meningkatnya permintaan produk halal, Wamenag menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten di bidang halal.
Ia menyebut bahwa saat ini Indonesia dibanjiri oleh produk halal dari negara-negara dengan populasi Muslim minoritas.
“Pak Prabowo menyadari hal ini dan membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di bawah pimpinan Babe Haikal. Namun, Babe Haikal mengeluhkan kekurangan tenaga ahli di bidang ini. Karena itu, kita membutuhkan Fakultas Halal Industri agar pemahaman halal lebih mendalam,” tambahnya.
Madrasah Kejuruan untuk Menyongsong Ledakan Demografi
Wamenag juga mengumumkan rencana pembentukan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan yang akan menaungi pendidikan vokasi.
Program ini bertujuan untuk mengubah madrasah keterampilan menjadi madrasah kejuruan guna menghasilkan lulusan yang siap kerja.
“Kita harus memastikan lulusan madrasah dan pesantren siap menghadapi ledakan demografi 2030. Presiden Prabowo telah merancang program swasembada pangan, energi, hilirisasi, dan industrialisasi yang akan membuka jutaan lapangan pekerjaan. Maka, lulusan pesantren dan madrasah harus menjadi tenaga ahli di berbagai bidang,” tegasnya.
Ia juga mengapresiasi kebijakan Presiden Prabowo dalam meningkatkan kesejahteraan guru, membangun 330 ribu sekolah baru, serta memberikan makanan bergizi kepada siswa.
Optimisme untuk Universitas Garut
Di akhir kunjungannya, Wamenag menyampaikan optimisme bahwa Universitas Garut akan menjadi institusi yang melahirkan kader-kader bangsa yang berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Kita bersyukur memiliki Presiden yang peduli dengan rakyat dan pendidikan. Saya yakin Universitas Garut akan mencetak lulusan yang dapat menopang program-program nasional yang telah dirancang,” pungkasnya.***
Penulis : Soni Tarsoni