Pengelolaan sampah masih menjadi bahan diskusi yang menarik di beberapa kota besar di Indonesia.
Meningkatnya volume timbunan dan terbatasnya kapasitas tempat pemrosesan akhir (TPA) menjadi salah satu permasalahan nasional maupun internasional.
Pengelolaan sampah merupakan salah satu upaya dalam menjaga isu global berupa kesehatan, kelestarian lingkungan serta dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sampah plastik menempati posisi kedua yang mengalami peningkatan secara global.
Meningkatnya penggunaan plastik menjadi perbincangan hangat karena sampah plastik meninggalkan jejak buruk jika tidak dikelola dengan baik.
Pengelolaan sampah plastik tidak hanya tentang membuang namun dengan mengurangi konsumsi, penggunaan kembali, dan melakukan daur ulang serta memberikan kontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi sirkular.
Rekayasa infrastruktur pengolahan sampah memiliki peran penting dalam mengurangi karbon dan keberlanjutan lingkungan dengan menggunakan pendekatan transformasi teknologi serta pemilahan sampah tingkatan masyarakat.
Hirarki manajemen pengolahan sampah melalui proses pengurangan (Reduction), penggunaan kembali (Reuse), daur ulang (Recycling), pemulihan (Recovery), pembuangan (Disposal). Sistem pengolahan sampah terpadu memiliki tiga aspek:
Pertama, mendorong transformasi penggunaan bahan baku ramah lingkungan dan teknologi infrastruktur pengolahan sampah.
Data saat ini menunjukkan pemerintah, masyarakat dan komunitas serta perusahaan mulai beralih ke bahan baku mudah di daur ulang dan aman terhadap lingkungan.
Infrastruktur teknologi pengolahan sampah menghasilkan pemrosesan efisien dapat mendukung pengurangan limbah masuk ke lingkungan.
Kedua, membangun dan menerapkan regulasi dalam mengurangi penggunaan plastik di semua sektor. Keterlibatan semua sektor dalam menghasilakan langkah-langkah untuk membangun dan penerapan regulasi.
Kolaborasi serta dukungan partisipasi semua sektor yang bersinggungan dengan bahan baku plastik diantaranya pemerintah, produsen, penyedia layanan, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Ketiga, langkah strategis melibatkan unsur kesehatan, lingkungan, sosial, ekonomi dan inovasi. Penciptaaan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan diperlukan kolaborasi lintas sektor sehingga terbentuk integrasi dalam pengurangan dampak negatif sampah plastik.
Keterlibatan komunitas dan masyarakat secara langsung dapat membantu peningkatan sektor ekonomi dari pengolahan sampah serta meningkatkan kelestarian lingkungan.
Menjaga lingkungan tetap lestari untuk keberlangsungan ekosistem merupakan tanggungjawab bersama baik masyarakat, komunitas dan pelaku industri.
Transformasi pola pikir serta perilaku melalui edukasi secara aktif dan menyeluruh membangun kesadaran pengolahan sampah plastik bukan menjadi sebuah tuntutan tetapi menjadi gaya hidup.
Langkah kolektif pemangku kepentingan dalam menjunjung tinggi pola pikir dan perilaku dalam menjaga warisan sumber daya alam yang melimpah dapat menjadi pelopor dari solusi bersama permasalahan sampah plastik.
Semangat revolusi bersama menjadi komitmen bahwa setiap individu dan semua lapisan masyarakat dan pelaku industri memiliki kekuatan dalam menciptakan perubahan positif dalam menjaga keberlangsungan planet ini.
Penulis: Aswan Munang
Mahasiswa Program Doktoral Rekayasa Industri
(Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta)