WARTAGARUT.COM – Calon Wakil Bupati (Cawabup) Garut nomor urut 2, Putri Karlina, kembali turun ke lapangan untuk menyapa warga Kampung Sumbersari, Kelurahan Regol, RW 22 Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, pada Senin, 18 November 2024.
Dalam kunjungan tersebut, ia menyoroti berbagai masalah serius, mulai dari ancaman banjir bandang hingga limbah industri kulit yang mencemari lingkungan dan memengaruhi kesehatan masyarakat.
Menurut pantauan langsung di lokasi, kondisi tanggul sungai di Kampung Sumbersari sangat memprihatinkan.
Tanggul tersebut mengalami rembesan hingga tiga meter ke dalam dan diperkirakan panjang area kritis mencapai 400 hingga 500 meter.
Situasi ini membahayakan sekitar 1.000 kepala keluarga (KK) yang tinggal di beberapa RW di sekitar sungai.
“Kalau ini dibiarkan, potensi banjir bandang bisa mengancam keselamatan ribuan warga. Ini harus segera ditangani,” ujar Putri Karlina.
Selain itu, Putri juga mendengar langsung keluhan warga tentang pengaduan mereka tahun lalu yang tidak mendapat tindak lanjut.
“Katanya, masyarakat sudah mengajukan aduan, tapi datanya hilang. Ini harus jadi perhatian serius. Kalau terpilih nanti, saya akan pastikan untuk mengecek ulang dan memastikan masalah ini diselesaikan,” tegasnya.
Putri Karlina juga menegaskan pentingnya langkah mitigasi bencana yang terencana dengan baik. Ia menyebut bahwa penguatan tanggul dan pengelolaan aliran sungai adalah prioritas utama.
“Air itu sumber kehidupan. Kalau air tercemar, dampaknya sangat besar bagi warga,” ungkapnya.
Selain langkah mitigasi, Putri mendorong adanya program khusus untuk menata pemukiman yang terdampak limbah industri. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kesehatan masyarakat.
“Pemerintah harus lebih fokus pada masalah lingkungan, terutama di wilayah perkotaan. Jangan sampai kita sibuk membangun infrastruktur tapi lupa dengan kualitas hidup masyarakat,” tambahnya.
Tidak hanya ancaman banjir, persoalan lain yang menjadi sorotan Putri adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang tidak berfungsi di kawasan tersebut. Hal ini menjadi ironi mengingat industri kulit adalah salah satu sektor unggulan Garut.
“Industri kulit memang penting untuk ekonomi Garut, tapi jangan sampai limbahnya mencemari lingkungan dan menimbulkan masalah kesehatan. Banyak warga, terutama anak-anak, yang sudah terdampak akibat limbah ini,” paparnya.
Kunjungan ini menjadi bukti komitmen Putri Karlina untuk mendengarkan langsung aspirasi warga. Di sisi lain, hal ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah daerah agar lebih responsif terhadap persoalan yang dialami masyarakat sehari-hari.***
Penulis : Soni Tarsoni