WARTA GARUT – tahun 2023 telah menjadi momok pembicaraan khususnya di kalangan para ekonom pengusaha dan pengamat ini terkait prediksi akan adanya gelombang Resesi ekonomi di tahun 2023
Dikutip dari kanal youtube Dr. Indrawan Nugroho, Indonesia diprediksi lebih tahan terhadap resesi dan beberapa sektor bisnis tetap akan tumbuh, seperti telekomunikasi, jasa kesehatan, dan sektor yang terprogram hilirisasi.
Namun, sektor usaha yang berorientasi ekspor, seperti furnitur, tekstil, alas kaki, dan produk kayu akan terimbas. Teknologi dianggap penting untuk meningkatkan produktivitas dan keunggulan kompetitif bisnis di masa depan, dan ada beberapa tren teknologi penting seperti proses automasi dan virtualisasi. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan SDM dan perubahan sikap perilaku konsumen, serta peran ekosistem sustainability dan governance dalam bisnis.
Kemudian, trend teknologi berikutnya adalah penggunaan teknologi blockchain. Dalam bisnis, teknologi ini dapat digunakan untuk memperkuat keamanan dan transparansi dalam transaksi. Selain itu, teknologi blockchain juga dapat digunakan untuk mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi.
Trend selanjutnya adalah penggunaan AI atau kecerdasan buatan dalam bisnis. AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam bisnis, misalnya dalam pengolahan data dan analisis pasar. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mengembangkan solusi bisnis yang lebih inovatif.
Trend terakhir yang perlu diperhatikan adalah keberlanjutan dan tata kelola yang baik. Keberlanjutan bisnis sangat penting untuk memenuhi tuntutan pasar dan menjaga lingkungan hidup yang sehat. Selain itu, tata kelola yang baik juga penting untuk memastikan bisnis berjalan secara etis dan transparan.
Secara keseluruhan, dalam menghadapi tahun 2023 dan gelombang resesi yang mungkin terjadi, bisnis perlu mengantisipasi dan bersiap diri dengan memperhatikan trend teknologi, keberlanjutan, dan tata kelola yang baik. Beberapa sektor seperti telekomunikasi, jasa kesehatan, dan sektor makanan minuman masih memiliki potensi untuk terus tumbuh, sementara sektor usaha yang berorientasi ekspor seperti furnitur, tekstil, alas kaki, dan produk kayu kemungkinan akan terimbas.