WARTA GARUT – Ketua Sekolah Tinggi Darul Arqom (Staida) Muhammadiyah Garut Ketua Staida Muhammadiyah Garut Dr. Agus Rahmat Nugraha, MAg, mengatakan Tabligh Akbar ini untuk menyemarakan Muktamar ke 48 Muhammadiyah – Aisyiyah dan Milad Muhammadiyah ke 114.
“Kampus (Staida) juga ingin terlibat sebagai bagian amal usaha Muhammadiyah di Garut,”tuturnya.
Ia berharap, Tabligh Kabar yang diisi oleh Prof KH Din Syamsudin salah satu Tokoh Muhammadiyah ini, agar mendapat pencerahan sebelum berangkat ke Muktamar ke 48 Muhammadiyah – Aisyiyah.
“Jamaah yang sebagiannya yang hadir kan perlu ada pencerahan, perlu ada bekal terutama ilmu dan bagaimana cara pandang yang sama, Tentang penyelenggaraan muktamar terutama isu-isu strategis yang dibangun dalam muktamar tersebut,”ujar Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut.
Ia menilai, Pemaparan Prof KH Din Syamsudin Ini, kedalam pemikirannya luar biasa terutama dalam menjabarkan tema tentang Muktamar yaitu memajukan Indonesia dan mencerahkan semesta.
“Beliau membaca dengan sangat teliti. Bagaimana bahwa Indonesia itu yang perlu ada usaha bersama, termasuk kita sebagai warga negara juga ikut bertanggung jawab memperbaiki keadaan,”katanya.
Ia menjelaskan, memajukan dalam teori Prof KH Din Syamsudin itu, bisa disebut belum maju, atau sedang berdiam di tempat atau mundur.oleh karena itu, perlu upaya bagaimana mengangkat bersama bahwa kehidupan kedepan bisa lebih baik
“Begitupun tentang semesta , kerusakan alam, kerusakan fenomena akhlak, dan lain sebagainya, di Dunia ini juga menjadi perhatian oleh Muhammadiyah dan Prof Din Syamsuddin menjelaskan dengan seksama,”ungkapnya.
Terkait Kiprah Muhammadiyah, kata Dr Agus, Muhammadiyah kontribusi dengan ikut serta menyelesaikan persoalan yang tidak hanya lokal, Nasional, tetapi global Internasional.
Pihaknya berharap, Muktamar ke 48 Muhammadiyah – Aisyiyah ini, mendapatkan hikmah dan ada efek positif pencerahan, ada gaya bersikap yang baru, cara pandang yang baru.
“Mudah – mudahan ini bisa membantu dalam menyelesaikan sedikit dan bertahap dengan persoalan kebangsaan, persoalan keumatan dan persoalan kerakyatan yang dirasakan warga,”harapnya