WARTAGARUT.COM -Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Garut mengusulkan nama Irfan Ibrahim, Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Garut, sebagai calon bupati.
Agus Muhammad Alfaz, anggota KAHMI Garut, menilai bahwa HMI selama ini telah berhasil membantu orang lain mencapai posisi kepala daerah.
Maka kata Ia, saatnya bagi kader HMI untuk maju menjadi pemimpin daerah.
“Dalam organisasi HMI, kami memiliki kader-kader yang sangat berkualitas. Mereka telah membantu banyak orang mencapai posisi nomor satu di Garut. Sekarang saatnya, kader kita memimpin Garut,” ujar Alfaz dalam acara Silaturahmi dan Halal Bihalal anggota HMI dan KAHMI di Sekretariat HMI Cabang Garut, Jalan Cimanuk, Rabu, 31 Mei 2023.
Alfaz mengungkapkan bahwa HMI telah berhasil menempatkan para kader mereka dalam berbagai jabatan di pemerintahan dan lembaga pemerintahan Kabupaten Garut.
Namun, menurut Alfaz, yang belum tercapai adalah mengantarkan seorang kader HMI menjadi Bupati Garut.
“Agenda-agenda penting yang berkaitan dengan kepentingan rakyat sulit diperjuangkan oleh para kader jika mereka tidak berada di posisi kepemimpinan. Oleh karena itu, penting bagi HMI untuk menempatkan kader mereka sebagai orang nomor satu di Garut agar dapat lebih melayani rakyat,” ujarnya.
Alfaz pun mengakui bahwa selama ini HMI kesulitan dalam mendorong kader-kader mereka maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Selain harus memiliki dukungan partai politik, syarat penting lainnya adalah memiliki cukup sumber daya logistik. Namun, menurutnya, Koordinator Presidium KAHMI saat ini, Irfan Ibrahim, memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk maju dalam Pilkada Garut.
“Irfan Ibrahim memiliki semua syarat yang diperlukan. Tinggalkan kader-kader lainnya untuk bergerak dan siap memenangkannya,” tegas Alfaz.
Alfaz juga mengakui bahwa HMI tidak memiliki kapasitas untuk mengusung calon kepala daerah.
Tetapi, kader-kader HMI saat ini tersebar di hampir semua partai politik dan memiliki jaringan yang kuat hingga tingkat pimpinan pusat partai.
“Partai-partai politik pasti realistis dalam menghadapi Pilkada. Tidak selamanya mereka harus mengusung kader sendiri. Jika ada tokoh lain yang menjanjikan, pasti akan mendapat dukungan dari partai,” jelasnya.***