WARTAGARUT.COM – Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Jawa Barat menggelar acara Halaqoh Siyasah II Ngaji Politik Kebangkitan Santri se-Jawa Barat, di Pondok Pesantren Hidayatul Faizien, Bayongbong, Kabupaten Garut, Jumat, 10 Januari 2025.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada para santri tentang pentingnya peran mereka dalam politik dan pemerintahan.
Acara diikuti oleh Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda, Wakil Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jabar KH. Abubakar, Sekretaris DPW PKB Jabar Acep Jamaludin, Wakil Ketua DPW PKB Jawa Barat H. Oleh Soleh, seluruh anggota fraksi PKB di provinsi, seluruh anggota fraksi PKB di Kabupaten Garut, Asparanom Kabupaten Garut, dan Asparanom Se Jawa Barat, Perwakilan Tiap Kabupaten dan Kota, dari 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Narasumber dalam acara tersebut diantaranya KH. Hasan Syukri Zamzam Mahrus dari Pondok Pesantren Lirboyo, KH. Abdusalam Shohib dari Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Gus Faris dari Pondok Pesantren Buntet, dan KH. Aceng Abdul Mujib dari Pondok Pesantren Fauzan.
Ketua panitia Halaqoh Siyasah, sekaligus Anggota DPRD Jawa Barat, Fraksi PKB, Ceng Malki, menjelaskan bahwa stigma negatif terhadap santri dalam dunia politik harus segera dihapuskan.
“Selama ini, santri dianggap tidak pantas terlibat dalam politik atau pemerintahan. Padahal, sejarah Islam menunjukkan bahwa politik adalah bagian dari dakwah,” ujar Ceng Malki.
Ceng Dewan juga mengingatkan bahwa peran Wali Songo, khususnya Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon), menjadi bukti bahwa politik dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarkan Islam tanpa kekerasan.
“Syekh Syarif Hidayatullah adalah seorang ulama sekaligus sultan, menunjukkan bahwa tidak ada pemisahan antara agama dan kekuasaan,” tambahnya.
Melalui halaqoh ini, Ceng Malki mengajak para santri dan kiai muda atau Ajengan anom untuk bersilaturahmi dan berdiskusi pasca pemilu.
“Mari kita duduk bersama, ngopi bareng, dan lupakan perbedaan. Santri harus bangkit untuk memperjuangkan agama dan kemajuan bangsa,” tegasnya.
Selain itu, acara ini juga menjadi momen rekonsiliasi pasca pemilu. “Pilkada dan pileg sering kali memecah belah, tapi kita harus kembali bersatu demi kemajuan daerah, khususnya di Garut dan Jawa Barat,” tutup Ceng Malki.***
Penulis : Soni Tarsoni