WARTAGARUT.COM – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Garut, nomor urut 2, Abdusy Syakur Amin dan Putri Karlina, menggelar istighosah atau doa bersama selama 22 jam.
Acara ini dilakukan di 22 pesantren di Kabupaten Garut dengan tujuan memohon keberkahan dan kesejahteraan bagi daerah. Istighosah yang dilakukan non-stop dari pukul 02.00 hingga 00.00 WIB itu diikuti oleh 2.200 santri dan disiarkan langsung melalui akun Instagram @besti.
Putri Karlina, calon Wakil Bupati, menjelaskan bahwa istighosah ini bukan semata-mata terkait dengan Pilkada yang sedang berlangsung.
“Tujuan kami mengadakan doa bersama selama 22 jam adalah untuk memohon keberkahan bagi Kabupaten Garut. Kami berharap doa tulus ini bisa menjadi bagian dari usaha kami dalam menghadapi tantangan yang dihadapi Garut,” ungkap Putri.
Ia menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi Garut saat ini membutuhkan kerja keras dan juga doa yang tulus untuk mendapat pertolongan dari Allah SWT.
Dalam acara tersebut, Abdusy Syakur Amin, yang juga calon Bupat Garuti, menekankan pentingnya peran santri dalam sejarah bangsa Indonesia.
“Santri telah lama berkontribusi dalam membangun bangsa, bahkan sejak masa penjajahan. Sudah seharusnya santri mendapat perhatian lebih dari pemerintah,” tegas Syakur.
Ia juga mengajak semua pihak untuk mendoakan para pendahulu yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa, sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka.
Latar belakang Abdusy Syakur Amin sebagai keturunan ulama terkemuka di Garut menjadi sorotan dalam acara istighosah ini.
Kakeknya, KH Anwar Musaddad, dikenal sebagai salah satu tokoh penting yang berperan dalam pengembangan Nahdlatul Ulama (NU) di Garut, begitu pula dengan ayahnya, Prof. KH. Cecep Syarifudin, yang juga memiliki pengaruh besar di kalangan ulama. Hal ini menambah kedekatan emosional Syakur dengan komunitas pesantren dan santri di wilayah Garut.
Acara doa bersama ini menjadi momen refleksi bagi masyarakat Garut dalam memperingati Hari Santri Nasional, sekaligus pengingat akan pentingnya moral dan spiritualitas dalam menghadapi berbagai tantangan.
Istighosah yang melibatkan ribuan santri dari berbagai pesantren diharapkan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kebersamaan dan kepedulian terhadap kemajuan Kabupaten Garut.
Putri Karlina menutup acara dengan harapan agar masyarakat tetap solid dan mengutamakan kepentingan bersama, tanpa memandang perbedaan pilihan politik. Ia menegaskan bahwa fokus utama adalah kesejahteraan Garut dan keberkahan bagi seluruh warganya.***
Penulis : Soni Tarsoni