WARTA GARUT – Dalam menghadapi libur Idul Fitri 1444 H, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Agus Ismail, ST, mengimbau seluruh masyarakat, baik warga Garut maupun pengunjung, untuk selalu mewaspadai kondisi cuaca dan mengutamakan keselamatan. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang ingin mengambil foto selfie di tempat wisata.
“Kita sangat menghimbau mereka agar bisa memperhatikan keselamatan, karena kita sangat terbatas kemampuan dan personel, tapi yang paling utama adalah mereka sangat tahu kondisi keselamatan,” kata Agus Ismail dalam wawancara dengan Warta Garut di lapangan Setda, Jalan pembangunan kecamatan Tarogong kidul Kabupaten Garut, Senin (3/4/2023).
Dia juga menekankan pentingnya memperhatikan kondisi wilayah dan lokasi wisata, seperti turunnya hujan, kenaikan air laut, atau kenaikan air sungai, terutama bagi objek wisata yang berada di ruang terbuka. Agus Ismail mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk unsur kecamatan, TNI, dan Polri untuk mengantisipasi kondisi cuaca yang ekstrim.
“Insyaallah mulai minggu depan kita sudah turun di lapangan persiapan-persiapan, terutama karena tadi sesuai dengan pak bupati juga bahwa kita menghadapi cuaca yang ekstrim,” ujarnya.
Agus Ismail menambahkan bahwa pihaknya juga memberikan peringatan kepada pengunjung untuk memperhatikan perkembangan situasi, seperti kondisi ombak di pantai, dan menjauhi tempat-tempat yang dilarang untuk berenang.
“Kita telah menyiapkan perangkat seperti balawista untuk mengatasi kondisi darurat di objek wisata,”ujarnya.
Terkait dengan tiket masuk ke objek wisata, Agus Ismail menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak setempat untuk mengatur tingkat kendali dan sistem distribusi tiket. Tujuan dari koordinasi ini adalah untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung.
“Kita upayakan bahwa kita betul-betul bisa memberikan kenyamanan kepada pengunjung,”katanya.
Namun, Agus Ismail juga menyoroti beberapa kendala yang dihadapi dalam mengelola objek wisata yang berada di ruang terbuka, seperti akses masuk yang banyak tidak hanya melalui satu tempat, dan membedakan antara penghuni dengan pengunjung. Oleh karena itu, dia memohon kerjasama dari perangkat setempat untuk mengatasi kendala ini.
“Kita kerjasama bagaimana supaya tetap bahwa pemerintah setempat pun juga dia punya andil, punya peran,” tutupnya.