WARTAGARUT.COM – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut, H Totong, S.Pd., M.Si., menyampaikan tentang perkembangan yang menggembirakan terkait penggunaan auditorium.
Saat ditemui WartaGarut.com, H Totong menjelaskan bahwa auditorium ini menjadi pusat aktivitas pendidikan dan budaya yang semakin diminati oleh anak-anak muda.
“Alhamdulillah, setiap harinya kita dapat melihat banyak anak-anak dari berbagai tingkat pendidikan datang berkunjung ke auditorium ini,” kata H Totong.
“Banyak yang memanfaatkan fasilitas ini, terutama para pelajar mulai dari TK hingga perguruan tinggi, guru-guru, pondok pesantren, dan masyarakat umum dapat menikmati momen-momen berharga serta pengalaman yang mendidik.”tambanya.
H Totong mengungkapkan bahwa penggunaan auditorium ini menjadi semakin penting dalam mendukung gerakan literasi di Garut.
Berbagai komunitas literasi telah memanfaatkannya untuk diskusi, pertunjukan sastra, dan bahkan perlombaan.
“Kami ingin auditorium menjadi tempat yang mendorong minat baca dan pemahaman terhadap budaya Garut,”ujar H totong saat ditemui di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut, pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Ia menerangkan bahwa salah satu momen penting yang baru-baru ini diadakan di auditorium adalah peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus.
Dalam rangkaian acara “Gebyar 17 Agustus”, auditorium menjadi panggung persembahan sejarah Garut melalui media digital, dengan menampilkan konten edukatif dan inspiratif.
Acara ini diisi dengan penayangan film-film dokumenter, pemutaran sejarah kepemimpinan bupati, serta pengenalan terhadap permainan tradisional khas Garut.
“Kami ingin mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang nilai-nilai sejarah dan kepahlawanan yang perlu terus ditanamkan,” ungkap Totong.
Namun, penggunaan auditorium ini memiliki keterbatasan kapasitas, karena auditorium, hanya bisa menampung 40 siswa per kali pertemuan.
“Oleh karena itu, kami harus mengatur jadwal dengan baik agar tidak ada bentrok dan menyesuaikan kapasitas.”ujar H Totong.
H Totong menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan tim dan staf yang ahli di bidangnya untuk memberikan edukasi yang bermutu. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi oleh para pengunjung.
“Pengunjung harus terlebih dahulu mengunjungi perpustakaan, membaca buku-buku yang kami sediakan, sebelum melanjutkan ke auditorium dan galeri,” tutur Totong.
Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan fasilitas ini, H Totong mengajak masyarakat untuk tidak hanya melihat auditorium sebagai tempat pementasan semata, tetapi juga sebagai wahana pencerahan bagi generasi muda.
“Kami berharap bahwa auditorium dan galeri ini akan terus menjadi tempat inspirasi dan pengetahuan bagi anak-anak Garut, mendorong mereka untuk terus belajar dan berkembang,” pungkas Totong.***