WARTAGARUT.COM – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut, Dr. H. Saepulloh, M.Pd.I, menyampaikan pandangan komprehensifnya tentang peran agama dalam pembangunan nasional.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pemateri dalam Sosialisasi FKUB tentang Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 di Aula Kantor Kemenag Garut pada Rabu, 26 Juni 2024.
Menurutnya, agama tidak hanya menjadi landasan spiritual dan moral, tetapi juga sumber inspirasi dalam membangun masyarakat yang berkeadaban dan berkeadilan.
Dr. Saepulloh menguraikan lima pilar utama yang menjadikan agama sebagai pendorong utama pembangunan. Dalam pandangan Dr. Saepulloh, pertama Agama sebagai Landasan Spiritual dan Moral memainkan peran sentral sebagai landasan spiritual dan moral untuk membangun masyarakat dan bangsa yang beradab.
“Agama memberikan kita panduan nilai-nilai etika, estetika, dan moral yang menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa,” ujarnya.
Menurut beliau, pendidikan menjadi salah satu aspek penting yang dapat mengubah peradaban dunia, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nelson Mandela. Pendidikan yang baik, yang didasari oleh nilai-nilai agama, mampu membentuk karakter dan moral yang kuat pada generasi muda.
Kemudian kedua, kata Dr Saepulloh, Agama sebagai Sumber Nilai dalam menyediakan enam nilai kehidupan utama, yaitu teologis, sosiologis, psikologis, etika, estetika, dan etik, yang dapat memandu bangsa dalam membangun tatanan kehidupan yang damai, adil, dan maslahat.
Kepala Kemenag Garut menekankan pentingnya agama dalam membentuk harmoni sosial di tengah masyarakat yang majemuk.
“Dengan landasan nilai-nilai ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati,” tambahnya.
Selanjutnya yang ketiga kata Dr Saepulloh, Agama menjadi Inspirasi dalam Membangun Harmoni Sosial dan memperkuat integritas nasional. Dr. Saepulloh menjelaskan tiga landasan penting dalam hal ini, yaitu sabar, ikhlas, dan bersyukur.
“Ketiga landasan ini menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun hubungan yang harmonis di tengah keberagaman,” katanya.
Lalu yang keempat, Kata Ia, Agama berperan sebagai kekuatan pendorong dan energi penggerak dalam merealisasikan program pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dr. Saepulloh mengutip hadits Nabi Muhammad SAW, “Innama bu’itstu liutammima makaarimal akhlaaq,” yang artinya bahwa tujuan diutusnya Nabi adalah untuk menyempurnakan akhlak. Beliau menekankan pentingnya moral dan kinerja dalam membangun bangsa.
“Kita harus memiliki keyakinan yang kuat, santun, soleh, hormat pada sesama, rendah hati, ulet, rajin, tangguh, kerja cerdas, dan kerja tuntas,” jelasnya.
Kemudian yang kelima, kata Dr. Saepulloh, Pemuka agama memiliki peran sentral dalam melaksanakan agenda pembangunan untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat.
“Para pemuka agama harus mampu merawat, menjaga, menuntun, mengayomi, membahagiakan, dan mensejahterakan umat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama,” ujarnya.
Dengan demikian, pembangunan nasional dapat terwujud dengan baik melalui kolaborasi antara agama dan berbagai pihak terkait.
“Merawat umat, menjaga umat, menuntun umat, mengayomi umat, membahagiakan umat, dan mensejahterakan umat adalah tanggung jawab kita bersama,” tegas Dr. Saepulloh.
Menurutnya, tujuan utama dari peran ini adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan pada akhirnya mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional, Dr. Saepulloh mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu dan bekerja sama.
“Hanya dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan para pemuka agama, kita bisa mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera,” tutupnya.
Penulis : Soni Tarsoni