One Man, One Rubbish: Mengupas Budaya Karakter Positif di SMA Negeri 1 Garut dalam Pengelolaan Sampah

- Jurnalis

Sabtu, 5 Agustus 2023 - 07:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

One Man, One Rubbish_ Mengupas Budaya Karakter Positif di SMA Negeri 1 Garut dalam Pengelolaan Sampah (Foto_Dokumentasi Pribadi dan Ig sman1garut)

One Man, One Rubbish_ Mengupas Budaya Karakter Positif di SMA Negeri 1 Garut dalam Pengelolaan Sampah (Foto_Dokumentasi Pribadi dan Ig sman1garut)

Sekolah bukan hanya tempat untuk mencetak kecerdasan intelektual, tetapi juga merupakan tempat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian para generasi muda.

Untuk menghasilkan individu yang berintegritas, berempati, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat, pengembangan budaya positif di sekolah memiliki peran yang sangat penting.

Budaya positif mencakup nilai-nilai, norma, dan perilaku yang menginspirasi, mendukung, dan mendorong pertumbuhan holistik siswa. Sekaitan dengan hal tersebut, SMA Negeri 1 Garut menginisiasi pembentukan karakter positif siswa melalui program pengelolaan sampah yang dikemas dengan konsep one man, one rubbish.

Artikel ini akan menguraikan bagaimana budaya ini dikembangkan di SMA Negeri 1 Garut dan mengapa hal ini menjadi penting dalam mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan.

Pengelolaan sampah menjadi salah satu isu global yang semakin mendesak untuk diatasi. Setiap harinya, masyarakat di seluruh dunia menghasilkan ton-ton sampah yang harus dikelola dengan baik agar tidak merusak lingkungan dan merugikan kesehatan manusia.

Dalam menghadapi tantangan ini, konsep “One Man, One Rubbish” muncul sebagai solusi yang tidak hanya melibatkan aspek lingkungan, tetapi juga mencerminkan budaya karakter positif dalam pengelolaan sampah.

Pengembangan budaya positif ‘One Man, One Rubbish’ di SMA Negeri 1 Garut juga merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mendorong kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan berkelanjutan di kalangan siswa dan seluruh komunitas sekolah.

Konsep ‘One Man One Rubbish’ mengajarkan prinsip bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab pribadi untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Inisiatif ini memiliki dampak positif tidak hanya pada lingkungan fisik, tetapi juga pada perkembangan sosial, mental, dan moral para siswa.

Pengertian “One Man, One Rubbish

One Man, One Rubbish” adalah sebuah konsep yang mengajak setiap individu di lingkungan SMA Negeri 1 Garut untuk bertanggung jawab penuh terhadap sampah yang dihasilkan.

Artinya, setiap orang memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa sampah yang dihasilkan dikelola dengan baik, termasuk dengan cara memilah dan mendaur ulang sampah sebisa mungkin.

Konsep ini membangun kesadaran akan dampak dari perilaku konsumtif dan alih-alih hanya mengandalkan pemerintah atau pihak-pihak tertentu dalam pengelolaan sampah, setiap individu turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga :  Harlah NU ke-102, Aceng Malki: Warga NU Harus Jadi Subjek Pembangunan Bangsa

Konsep ‘One Man, One Rubbish’ dilaksanakan di SMA Negeri 1 Garut setiap hari setelah Kegiatan Belajar Mengajar berakhir.

Setiap siswa tanpa terkecuali, membawa sebuah sampah pada saat pulang sekolah, kemudian memilah dan membuangnya ke tempat sampah yang telah disediakan.

Kegiatan tersebut juga dipandu dan dibimbing oleh para guru untuk memastikan setiap siswa melaksanakan konsep ‘One Man, One Rubbish’ dengan tertib dan disiplin.

Budaya Karakter Positif dalam “One Man, One Rubbish”

Konsep ‘One Man One Rubbish’ menekankan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan mempraktikkan prinsip ini, siswa belajar untuk mengambil tanggung jawab pribadi dalam merawat lingkungan sekitar mereka. Ini memberi mereka rasa memiliki dan pengaruh positif terhadap lingkungan sekolah dan kota.

Selain itu, konsep ini mengajarkan pula nilai tanggung jawab terhadap lingkungan dan bumi tempat kita tinggal. Budaya karakter ini mendorong setiap siswa untuk memahami bahwa tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dalam pengelolaan sampah dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan generasi mendatang.

Melalui konsep ini juga membantu meningkatkan kesadaran siswa tentang dampak sampah terhadap lingkungan.

Mereka belajar mengenai pentingnya daur ulang, pengurangan sampah plastik, dan cara-cara untuk mengurangi jejak sampah di sekitar lingkungan mereka.

Ini membantu menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap isu lingkungan. Budaya kedisiplinan ini tidak hanya bermanfaat dalam hal pengelolaan sampah, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan lainnya.

Pengelolaan sampah yang efektif seringkali melibatkan kreativitas dalam menciptakan solusi-solusi baru untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah.

Inovasi dalam penggunaan kembali sampah menjadi salah satu karakter positif yang terbentuk dari konsep “One Man, One Rubbish.

Terlebih lagi mengadopsi konsep “One Man, One Rubbish” membutuhkan komitmen untuk melakukannya secara konsisten. Ini mengajarkan nilai ketekunan dan tekad dalam melaksanakan tindakan-tindakan kecil namun berdampak besar.

Baca Juga :  Anggota DPRD Jabar Fraksi PKB, Ceng Malki: Jangan Alergi Politik, Santri Harus Berperan!

Lebih dari sekadar teori, budaya ini mengajarkan siswa melalui tindakan nyata. Mereka belajar bahwa perubahan dimulai dari tindakan individu.

Dengan mengambil langkah-langkah kecil, mereka dapat membuat perbedaan yang besar dalam menjaga kebersihan lingkungan.

One Man, One Rubbish” adalah lebih dari sekadar pengelolaan sampah; itu adalah suatu budaya karakter positif yang merangkul tanggung jawab, kesadaran, dan kedisiplinan dalam mengatasi isu global ini.

Dengan mengadopsi konsep ini, setiap individu di sekolah memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi bumi untuk generasi mendatang..

Membangun budaya positif di sekolah adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik.

Dengan fokus pada pendidikan karakter, inklusi, kesejahteraan mental, dan prestasi akademik, sekolah dapat menciptakan lingkungan di mana siswa tumbuh menjadi individu yang berintegritas, berempati, dan siap menghadapi tantangan dunia nyata.

Melalui langkah-langkah yang disebutkan di atas, setiap sekolah dapat menjadi tempat di mana budaya positif berkembang dan mewarnai kehidupan semua individu yang terlibat di dalamnya.

Pengembangan budaya positif ‘One Man One Rubbish’ di SMAN 1 Garut adalah contoh nyata bagaimana sebuah sekolah dapat berperan dalam membentuk generasi yang peduli lingkungan dan bertanggung jawab terhadap masa depan bumi.

Melalui pendidikan, kolaborasi, dan tindakan nyata, siswa menjadi agen perubahan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat.

Diharapkan bahwa inisiatif seperti ini akan terus berkembang dan diadopsi oleh lebih banyak institusi pendidikan di seluruh dunia.

Dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah, mari kita bersama-sama mengukir perubahan melalui tindakan-tindakan kecil yang berdampak besar, karena setiap langkah positif dari satu individu adalah langkah menuju dunia yang lebih bersih dan berkelanjutan. (Lela Nurlatifah, Mahasiswa S2 IPI Garut)

Sumber referensi

Gazzano, M., & di Paola, B. (2019). Sustainable consumption and production: What can be learned from the “zero waste” movement? Journal of Cleaner Production, 214, 118-127.

Kennedy, E., & Carney, T. F. (2012). Waste law: International, national, and local perspectives. University of New South Wales Press.

Berita Terkait

Daftar Haji Kini Lebih Mudah! Kemenag Garut Bantu Generasi Muda Wujudkan Impian Tunaikan Rukun Islam Kelima
Seminar FKOMINFO Universitas Garut: Strategi Komunikasi CSR untuk Keberlanjutan Perusahaan
Kemenag Garut Dorong GPAI SD Tingkatkan Pembiasaan Keagamaan di Sekolah
Harlah NU Ke-102, Anggota DPRD Provinsi Jabar, Aceng Malki Serukan Sinergi untuk Indonesia Maslahat
Harlah NU ke-102, Aceng Malki: Warga NU Harus Jadi Subjek Pembangunan Bangsa
Ahmad Faisol: Media Digital Harus Memajukan, Bukan Membingungkan
Universitas Garut Bersama Medialink dan Mafindo Perangi Hoaks di Kalangan Gen Z
Anggota DPRD Jabar Fraksi PKB, Ceng Malki: Jangan Alergi Politik, Santri Harus Berperan!
Berita ini 352 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 18:02 WIB

Daftar Haji Kini Lebih Mudah! Kemenag Garut Bantu Generasi Muda Wujudkan Impian Tunaikan Rukun Islam Kelima

Sabtu, 18 Januari 2025 - 13:48 WIB

Seminar FKOMINFO Universitas Garut: Strategi Komunikasi CSR untuk Keberlanjutan Perusahaan

Jumat, 17 Januari 2025 - 14:50 WIB

Harlah NU Ke-102, Anggota DPRD Provinsi Jabar, Aceng Malki Serukan Sinergi untuk Indonesia Maslahat

Jumat, 17 Januari 2025 - 14:47 WIB

Harlah NU ke-102, Aceng Malki: Warga NU Harus Jadi Subjek Pembangunan Bangsa

Kamis, 16 Januari 2025 - 13:08 WIB

Ahmad Faisol: Media Digital Harus Memajukan, Bukan Membingungkan

Berita Terbaru

error: Content is protected !!