WARTAGARUT.COM – PT Permodalan Nasional Madani (PNM), tidak hanya memberikan modal usaha secara finansial kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tetapi juga memberikan modal secara intelektual berupa pelatihan dan pendampingan.
Hal ini bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM naik kelas dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
PNM Cabang Garut melaksanakan kegiatan pelatihan klasterisasi olahan buah markisa di Desa Sindangpalay, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.
Acara ini dihadiri oleh 25 orang nasabah PNM dan dihadiri juga oleh pemateri dari luar.
Officer PKU (pengembangan kapasitas usaha) PNM Cabang Garut, Friska Octaviani, mengungkapkan bahwa kegiatan klasterisasi markisa ini bertujuan untuk membantu mengembangkan usaha para nasabah.
“Jadi nanti ketika usaha para nasabah berkembang, modal yang diberikan oleh PNM tidak akan sia-sia,” kata Friska.
Selain memberikan modal, kata Friska, PNM juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada nasabah terkait olahan markisa.
Ia menyebutkan, Ada tiga jenis olahan markisa yang diolah oleh nasabah PNM, yaitu dodol markisa, bumbu serbuk dari markisa untuk keripik, dan sirup markisa.
“Para nasabah ada yang membuat Dodol markisa dengan rasa khas markisa, begitu pula dengan bumbu serbuk yang memberikan cita rasa markisa pada keripik. dan juga membuat sirup markisa yang dikemas dalam botol,”ungkapnya.
Friska menjelaskan, PNM tidak hanya membantu dalam pengolahan olahan markisa, tetapi juga memberikan pelatihan dalam hal kemasan dan pemasaran.
Hal ini bertujuan untuk membantu nasabah dalam memasarkan produk mereka, baik secara online maupun pengembangan produk ke luar kota.
“Selain pelatihan juga nanti ketika itu kan itu berkelanjutan klasterisasi itu berkelanjutan seperti penjualan lewat online atau misalnya pengembangan produk ke luar kota itu pasti ada,”ujarnya
Friska juga mengungkapkan bahwa nasabah PNM yang mengolah olahan markisa mendapatkan peluang untuk memasarkan produknya kepada wisatawan yang berkunjung ke Garut.
Nasabah juga menjual produk olahan markisa sebagai oleh-oleh khas daerah tersebut.
“Kita bentuk klasterisasi ini juga karena permintaan dari pasar banyak,” tuturnya
Kegiatan klasterisasi ini diselenggarakan berdasarkan permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap olahan buah markisa.
Nasabah PNM yang terlibat dalam klasterisasi ini memiliki hubungan dan saling kenal satu sama lain. Mereka terlibat dari mulai penanaman hingga pengolahan buah markisa.
Tak hanya pengolahan buah markisa, Pihaknya juga Rencananya akan melakukan klasterisasi penanaman pohon markisa hal ini mengingat permintaan pasar yang semakin meningkat.
“Selanjutnya itu pasti akan diadakan juga penanaman pohonnya, karena akan semakin membludaknya permintaan pasar, otomatis penanaman pun harus lebih banyak lagi, termasuk pelatihan lagi terkait pengolahan lahan,”ujarnya.
Pihaknya berharap dengan adanya pelatihan dan pendampingan seperti ini, para nasabah, terutama di Desa Sindangpalay, menjadi lebih produktif dan mampu mengembangkan produk tidak hanya di daerah setempat, tetapi juga di luar daerah.
“PNM tidak hanya memberikan modal, tetapi juga memberikan pelatihan kepada kami,” tegas Friska.***