Cegah Stunting: STIKes Karsa Husada Garut Gelar Pelatihan Bahaya Pernikahan Dini di SMA Muhammadiyah Wanaraja

- Jurnalis

Jumat, 27 September 2024 - 13:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cegah Stunting: STIKes Karsa Husada Garut Gelar Pelatihan Bahaya Pernikahan Dini di SMA Muhammadiyah Wanaraja

Cegah Stunting: STIKes Karsa Husada Garut Gelar Pelatihan Bahaya Pernikahan Dini di SMA Muhammadiyah Wanaraja

STIKes Karsa Husada Garut melalui Tim Pengabdian Masyarakatnya mengadakan pelatihan bertema “Bahaya Pernikahan Dini sebagai Upaya Pencegahan Stunting” di SMA Muhammadiyah Wanaraja, Kabupaten Garut, pada Jum’at, 23 Agustus 2024.

Kegiatan yang diikuti oleh 37 remaja putri ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak buruk pernikahan dini dan kaitannya dengan stunting pada balita.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Wanaraja menyambut hangat kedatangan tim pelatihan dan mengapresiasi inisiatif ini.

“Terima kasih telah memilih SMA Muhammadiyah Wanaraja untuk menerima pelatihan bahaya pernikahan dini sebagai upaya pencegahan stunting,”ujarnya.

“Kami berharap kegiatan ini dapat membuka wawasan para siswa tentang pentingnya menunda pernikahan dini demi kesehatan dan masa depan mereka,”harapannya.

Tim Pengabdian Masyarakat STIKes Karsa Husada Garut, yang terdiri dari H. Engkus Kusnadi, S.Kep., M.Kes, Siti Nurcahyani Ritonga, SST., M.K.M, dan Nofita Setiorini Futri Purwanti, S.Tr. Keb., M.Kes, menyampaikan berbagai materi mengenai risiko pernikahan dini dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi kesehatan reproduksi serta meningkatkan angka stunting.

Baca Juga :  Disnakertrans Garut Gelar Jobfair, Antusiasme Pencari Kerja Melonjak!

Para siswa diberikan kesempatan untuk mengikuti pretest sebelum pemaparan materi, diikuti oleh diskusi interaktif dan sesi tanya jawab yang penuh antusias.

H. Engkus Kusnadi, salah satu pemateri, menegaskan bahwa Pernikahan dini, umumnya melibatkan remaja dengan rentang usia 10-19 tahun, memiliki berbagai dampak negatif, termasuk masalah kesehatan pada ibu dan anak.

“Salah satu risiko terbesar adalah stunting pada balita yang dilahirkan dari pernikahan usia muda, di mana sang ibu belum siap secara fisik maupun mental untuk menjalani kehamilan dan merawat anak,”tuturnya

Ia menegaskan pentingnya pemahaman mendalam mengenai bahaya ini agar remaja putri lebih sadar akan pentingnya menunda pernikahan hingga mencapai usia dewasa.

Selain itu, para peserta juga diajarkan cara pengukuran antropometri yang benar pada balita untuk memantau tanda-tanda stunting sejak dini.

“Pengukuran antropometri yang benar menjadi salah satu langkah penting dalam pencegahan stunting. Dengan memantau tumbuh kembang anak sejak dini, kita bisa menghindari risiko kekurangan gizi yang berdampak pada kesehatan jangka panjang mereka,” jelas Siti Nurcahyani Ritonga.

Baca Juga :  Inspektorat Kabupaten Garut Gelar Bimtek Pengelolaan Dana BOS untuk Kepala Sekolah SD

Pelatihan ini ditutup dengan posttest untuk mengukur pemahaman peserta setelah menerima materi. Para remaja putri yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, dan berharap ilmu yang didapat dapat membantu mereka dalam membuat keputusan yang lebih baik terkait kesehatan reproduksi dan pernikahan.

“Kami sangat senang mengikuti pelatihan ini, karena banyak pengetahuan baru yang kami dapat tentang pentingnya menunda pernikahan dini demi kesehatan kami dan generasi mendatang,” ungkap salah satu peserta.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan pernikahan dini serta stunting di Kabupaten Garut, khususnya di kalangan remaja putri.

Tim STIKes Karsa Husada Garut berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan pelatihan serupa di berbagai sekolah, demi menciptakan generasi muda yang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menunda pernikahan.***

Berita Terkait

Kemenag Garut Hadiri Seminar Pendidikan IAI PERSIS, Dorong Kemajuan Pendidikan Islam
Universitas Garut Gelar Workshop Moderasi Beragama, Kuatkan Toleransi di Perguruan Tinggi
Inspektorat Kabupaten Garut Gelar Bimtek Pengelolaan Dana BOS untuk Kepala Sekolah SD
Meriah! Porseni Harmoni Beragama Penyuluh Agama Se-Jawa Barat Digelar di Garut
Ghanendra, Santri SDIT Al Mashduqi Garut, Raih Juara Umum Pasanggiri Mojang-Jajaka Alit Jawa Barat 2024
Kasi PAIS Kemenag Garut: MGMP PAI Adalah Kunci Kemajuan Pendidikan Agama Islam di Garut
Prestasi Gemilang! Program PPG IPI Garut ‘Melampaui Standar’, Dinobatkan Terbaik se-Indonesia
Pendidikan Fisika IPI Garut Raih Akreditasi ‘Baik Sekali,’ Bukti Mutu Tak Diragukan!
Berita ini 28 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 21 Desember 2024 - 18:33 WIB

Kemenag Garut Hadiri Seminar Pendidikan IAI PERSIS, Dorong Kemajuan Pendidikan Islam

Jumat, 20 Desember 2024 - 21:35 WIB

Universitas Garut Gelar Workshop Moderasi Beragama, Kuatkan Toleransi di Perguruan Tinggi

Selasa, 17 Desember 2024 - 17:46 WIB

Inspektorat Kabupaten Garut Gelar Bimtek Pengelolaan Dana BOS untuk Kepala Sekolah SD

Selasa, 17 Desember 2024 - 17:33 WIB

Meriah! Porseni Harmoni Beragama Penyuluh Agama Se-Jawa Barat Digelar di Garut

Senin, 16 Desember 2024 - 19:29 WIB

Ghanendra, Santri SDIT Al Mashduqi Garut, Raih Juara Umum Pasanggiri Mojang-Jajaka Alit Jawa Barat 2024

Berita Terbaru

error: Content is protected !!