WARTA GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut memperkirakan kerugian akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Jumat (15/7/2022) lalu, diperkirakan lebih dari 17 Miliar.
“Kerugiannya ternyata cukup besar, Kita masih terus hitung, hitungan sementara kita baru 17 miliar, dan itu bakal lebih jauh dari itu,” ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, saat meninjau kondisi terdampak bencana banjir di Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Sabtu (23/7/2022).
Ia menyebut, kerusakan akibat banjir di Kecamatan Banjarwangi saja, ada sekitar 17 jembatan rusak, tujuh di antaranya terputus.
“Jembatan yang putus itu, tiga rawayan dan 4 empat jembatan permanen, yang yang 10 terancam putus juga, dan ini perlu ada segera diperbaiki” katanya.
Ia menghitung perbaikan jembatan di Banjarwangi saja, diperlukan dana sekitar 10 miliar rupiah.
Hal ini karena perbaikan satu jembatan permanen diperkirakan 2 miliar.
“Belum lagi misalkan jembatan gantung katakanlah (biaya perbaikan) jembatan gantung 500 (juta) kali 3 (jembatan), (jumlahnya) 1.5 (miliar rupiah), itu sudah hampir 10 miliar, itu untuk jembatan di sini saja, belum jembatan yang ada di (Garut bagian) utara, yang ada di tengah,”katanya.
Selain jembatan, lanjut Wabup Garut, fasilitas lain yang terdampak bencana, seperti jalan, lahan milik warga, termasuk hewan ternak yang terseret arus banjir.
“Kemudian juga di sini ada 1 kecamatan ini ada sekitar 16 hektar (sawah) yang terkena banjir dan diperkirakan akan puso, tambah lagi ikan yang hilang, kemudian ternak, ini memang cukup besar (kerugiannya),” lanjut Wabup Garut.
Sementara itu, Kepala Desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, Wawan, menuturkan, salah satu jembatan yang terputus di daerahnya merupakan jembatan penghubung 3 dusun yang ada di Desa Mulyajaya serta penghubung antara Desa Mulyajaya dengan Desa Wangunjaya.
Ia menyebutkan ada sekitar 850 kepala keluarga dengan 3.500 penduduk yang terdampak akibat terputusnya jembatan di desanya ini.
“(Dengan robohnya jembatan) bukan terganggu lagi, inikan jalan desa paling vital (dan) paling banyak penggunanya, baik (untuk) ke pasar maupun ke luar kota, ke kantor desa, (dan) ke sekolah pun lewat jembatan sini, jembatan Desa Mulyajaya itu yang sering dipakai itu dua, tapi yang satu posisinya (masih) aman,” tuturnya.
Ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinisi terkait putusnya jembatan yang ada di desanya ini. Terlebih, ia menilai jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.