WARTAGARUT.COM – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Garut kembali menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi pelajar berkarakter kuat melalui kegiatan Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) Pra Musyawarah Daerah XXII yang digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah Garut, Sabtu (11/10/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Membangun Karakter Pelajar Berdampak Melalui Kepemimpinan yang Visioner dan Kolaboratif” dan menjadi ajang refleksi dua tahun perjalanan IPM Garut sejak pelantikan periode 2023–2025.
Ketua Umum PD IPM Garut, Dwi Azhar Ramdhani, S.Sos, menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan momentum untuk memperkuat arah gerak organisasi dan memperkokoh solidaritas antar kader.
“Tempat ini menjadi saksi sejarah. Dua tahun lalu kami dilantik di sini. Hari ini, kami kembali hadir untuk memastikan atmosfer perjuangan ini terus berlanjut dan memberi dampak nyata,” ujar Dwi Azhar dalam sambutannya.
Lebih jauh, Dwi menyoroti pentingnya menjaga persatuan antar kader agar organisasi tidak terpecah belah oleh perbedaan pandangan.
“Berbeda pandangan itu wajar, bahkan rahmat. Tapi jangan sampai perbedaan membuat kita kehilangan arah perjuangan,” tegasnya.
Dwi juga mengingatkan bahwa IPM Garut memiliki sejarah panjang dalam pergerakan pelajar di Jawa Barat.
IPM Kabupaten Garut resmi berdiri pada tahun 1965, dua tahun lebih awal dibanding IPM Jawa Barat yang terbentuk pada 1967.
“Ini menjadi tanggung jawab moral kita semua. Garut harus terus menjadi pelopor dan teladan bagi kader IPM di seluruh Jawa Barat,” tambahnya.
Menurut Dwi, para kader IPM Garut harus tetap eksis, berwarna, dan menjadi model pembeda di tengah dinamika pelajar modern.
Ketua Panitia, Hilmi Muhammad Zani, menyebut Konpida Pra Musyda merupakan tahapan penting menjelang Musyawarah Daerah ke-22 yang akan digelar pada 18 Oktober 2025.
Dalam forum ini dibahas tiga agenda utama:Penetapan calon formatur tetap Musyda XXII, Pembahasan tata tertib pemilihan Musyda dan penetapan tata tertib pelaksanaan Musyda XXII IPM Garut.
“Ada 21 calon yang telah mendaftar, dan akan dipilih sembilan formatur tetap sesuai aturan AD/ART IPM 2023,” jelas Hilmi.
Menariknya, tahun ini panitia menambahkan persyaratan khusus bagi calon formatur, yakni hafal minimal satu juz Al-Qur’an.
“Ini bentuk integrasi nilai intelektual dan spiritual dalam kepemimpinan pelajar Muhammadiyah,” ujar Hilmi menegaskan.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kabupaten Garut serta para kader IPM dari berbagai sekolah dan cabang.
Dwi menutup sambutannya dengan ajakan agar seluruh kader menjadikan forum ini sebagai awal kebangkitan semangat kolaborasi dan kepemimpinan visioner.***
“Jika kita bersatu, Garut akan besar. Tapi jika terkotak-kotak, kita akan kehilangan kekuatan. Mari satukan warna kuning IPM dengan visi bersama,” pungkasnya
Penulis : Soni Tarsoni
















