WARTA GARUT – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melakukan sosialisasi penempatan dan pelindung pekerja migran Indonesia, Kegiatan itu dilakukan di Gedung Islamic Center, Jalan Pramuka, Kecamatan Garut Kota, Kamis (16/3/2023).
Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik, Lasro Simbolon menuturkan bahwa sebelum pandemi COVID-19, Indonesia mengirimkan rata-rata 276.400 pekerja migran ke berbagai negara setiap setahunnya.
Namun, kata dia, saat terjadi pandemi COVID-19 Tahun 2021, Jumlah pengiriman pekerja migran Indonesia langsung turun menjadi 113.000.
“Bahkan pada tahun berikutnya, saat pandemi semakin parah dan perbatasan ditutup, hanya 73.000 pekerja migran yang berhasil dikirimkan,”tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa situasi saat ini sudah mulai membaik, karena beberapa negara sudah membuka perbatasan setelah lockdown.
“Pada Tahun 2022, Jumlah tenaga migran yang berhasil dikirimkan mencapai 176.000 dan pada bulan Maret 2023 diharapkan situasi sudah kembali normal, Mudah mudah tidak ada gejolak,”ujarnya.
Lasro Simbolon menyebutkan, 10 negara tujuan utama pengiriman tenaga migran Indonesia diantaranya Hongkong, Taiwan, Malaysia, Korea, Singapura, Brunei, Jepang, Italia, dan Timur Tengah.
“Namun untuk Timur Tengah, pemerintah masih menerapkan moratorium penempatan sektor pekerja rumah tangga,”katanya.
Tetapi saat ini, kata Ia, Indonesia telah mengirimkan tenaga Profesional seperti Tenaga Perawat, Ahli IT, Tenaga Pertambangan dengan gaji standar Internasional ke Arab Saudi, Qatar, Dubai dan Uni Emirat Arab.
Lasro Simbolon menegaskan bahwa Indonesia memiliki tenaga kerja yang profesional dan berkelas di luar negeri.
“Indonesia memiliki tenaga kerja yang profesional dan berkelas di luar negeri yang berkerja di sektor formal seperti teknisi, Ahli IT, tukang las profesional, dan pekerja di sektor perhotelan,”pungkasnya.