PPG Calon Guru: Manifestasi Peningkatan Kualitas Pengajaran Bahasa Inggris

- Jurnalis

Kamis, 15 Mei 2025 - 10:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PPG Calon Guru: Manifestasi Peningkatan Kualitas Pengajaran Bahasa Inggris
(Foto: Asri Ainun Nisa)

PPG Calon Guru: Manifestasi Peningkatan Kualitas Pengajaran Bahasa Inggris (Foto: Asri Ainun Nisa)

Pertanyaan yang mungkin muncul di benak banyak orang adalah: mengapa pembelajaran Bahasa Inggris sudah dimulai sejak sekolah dasar, namun hingga akhir masa SMA, masih banyak siswa yang belum mampu berbicara dalam bahasa tersebut dengan lancar? Apalagi jika melihat peserta didik yang berasal dari daerah-daerah non-urban, yang kerap kali memiliki kualitas pendidikan di bawah standar rata-rata kota besar.

Keterbatasan sumber daya, akses terhadap guru yang kompeten, serta minimnya paparan terhadap lingkungan berbahasa Inggris menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Pada tahun 2023 dan 2024, saya melakukan survei non-kognitif terhadap 150 siswa SMP dan SMA di Kabupaten Garut, mencakup sekolah negeri dan swasta.

Hasilnya menunjukkan bahwa 65% siswa merasa bahwa pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah masih kurang enjoyable dan meaningful.

Mereka menginginkan metode pengajaran yang lebih interaktif, seperti penggunaan teknologi dan aktivitas berbasis proyek.

Hasil ini sejalan dengan pengalaman saya selama praktik belajar-mengajar di sekolah, serta didukung oleh penelitian Kurniawati (2022), yang menyimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris di berbagai sekolah masih belum sepenuhnya menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Dalam hal ini, guru memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan pembelajaran Bahasa Inggris yang menarik.

Sayangnya, masih banyak praktik pengajaran yang kurang interaktif dan hanya berfokus pada penyampaian materi secara satu arah tanpa melibatkan siswa secara aktif.

Oleh karena itu, diperlukan solusi yang tepat sasaran dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Inggris di sekolah, salah satunya melalui penguatan kompetensi guru lewat program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Baca Juga :  IPM Garut Adakan Inklusif Asik Camp 2025, Bahas Bullying, Gender, hingga Kewirausahaan Pelajar

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) hadir sebagai upaya konkret untuk mencetak guru-guru profesional yang tidak hanya menguasai materi, tetapi juga mampu merancang pembelajaran yang relevan, interaktif, dan kontekstual.

Dalam program ini, calon guru dibekali dengan pendekatan pedagogis terkini, strategi pembelajaran berbasis teknologi, serta praktik reflektif yang mendorong mereka untuk terus berinovasi.

Melalui PPG, para calon guru Bahasa Inggris dilatih untuk menciptakan pengalaman belajar yang enjoyable dan meaningful, sesuai dengan kebutuhan siswa di abad ke-21.

Tidak hanya itu, mereka juga didorong untuk memahami karakteristik peserta didik secara lebih mendalam agar proses pembelajaran tidak bersifat seragam, melainkan responsif terhadap konteks dan latar belakang siswa.

Beberapa hal yang semakin membuka kesadaran saya sebagai calon guru muncul dari mata kuliah-mata kuliah yang secara langsung menumbuhkan profesionalisme.

Salah satunya adalah Filsafat Pendidikan Nasional, yang memperkenalkan saya pada dasar-dasar pemikiran pendidikan di Indonesia dan peran strategis guru sebagai agen perubahan.

Selain itu, mata kuliah Pemahaman Karakter Peserta Didik dan Pembelajarannya membantu saya memahami pentingnya mengenali latar belakang dan kebutuhan siswa secara utuh, agar proses belajar dapat lebih tepat sasaran.

Tak kalah penting, mata kuliah Asesmen Pembelajaran membekali saya dengan kemampuan merancang evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris yang tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga menilai proses belajar siswa secara menyeluruh.

Semua wawasan tersebut saya praktikkan secara langsung dalam kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) selama mengikuti PPG.

Kegiatan ini memberi saya ruang untuk menerapkan konsep-konsep guru profesional yang telah saya pelajari di kampus, diantaranya mulai dari perencanaan pembelajaran, implementasi strategi interaktif, hingga melakukan asesmen formatif yang mendukung perkembangan siswa.

Baca Juga :  Upaya Guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Menulis Puisi

Sebagai peserta PPG Calon Guru Bahasa Inggris tahun 2024, saya merasakan langsung bagaimana program ini membuka wawasan saya terhadap praktik pembelajaran yang lebih kreatif dan berpusat pada siswa.

Salah satu momen berkesan adalah ketika saya merancang dan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) di kelas. Dalam kegiatan ini, siswa diajak membuat video percakapan dalam konteks kehidupan sehari-hari, seperti memesan makanan atau meminta petunjuk arah.

Hasilnya, siswa terlihat lebih antusias dan aktif terlibat karena mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkannya secara nyata.

Proses ini mengajarkan saya bahwa ketika guru diberi bekal yang cukup baik secara pedagogis maupun teknologis maka pembelajaran Bahasa Inggris bisa menjadi lebih hidup dan bermakna bagi siswa.

Melalui pengalaman tersebut, saya semakin yakin bahwa guru adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan nyata dalam pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia.

Program PPG, jika dijalankan secara konsisten dan didukung oleh kebijakan yang berpihak pada peningkatan kualitas guru, dapat menjadi salah satu solusi strategis untuk menjawab tantangan pembelajaran yang selama ini kurang ideal.

Sudah saatnya kita memandang guru bukan sekadar pengajar, tetapi sebagai perancang pengalaman belajar yang bermakna.

Dengan terus mendorong lahirnya guru-guru profesional yang reflektif, adaptif, dan inovatif, kita membuka peluang bagi generasi muda Indonesia untuk tidak hanya bisa berbahasa Inggris, tetapi juga percaya diri menggunakannya dalam kehidupan Nyata.

Penulis: Asri Ainun Nisa

Berita Terkait

Universitas Garut Gandeng Universiti Utara Malaysia Bentuk Pusat Riset Internasional di Garut
MUI Garut Gelar FGD Moral Remaja, KH Sirojul Munir Soroti Krisis Moral Remaja dan Pentingnya Pendidikan Agama
Upaya Guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Menulis Puisi
Mahasiswa Universitas Garut Wajib Tahu! Pendaftaran PKM 2025 Sudah Dibuka, Ini Cara Ikutnya
Dua Mahasiswa UNIGA Lolos Magang ke Jepang! Ini Pesan Rektor  Universitas Garut Untuk Najmi dan Hana
Prestasi Ganda! Siswi MAN 1 Garut Sabet Emas & Perunggu di Dua Olimpiade Nasional
IPM Garut Adakan Inklusif Asik Camp 2025, Bahas Bullying, Gender, hingga Kewirausahaan Pelajar
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin: Anak Usia 18 Tahun Belum Waktunya Nikah, Fokus Bangun Masa Depan!
Berita ini 91 kali dibaca
id="attachment_18953" align="aligncenter" width="800"] CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 82

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 17:53 WIB

Universitas Garut Gandeng Universiti Utara Malaysia Bentuk Pusat Riset Internasional di Garut

Kamis, 15 Mei 2025 - 16:43 WIB

MUI Garut Gelar FGD Moral Remaja, KH Sirojul Munir Soroti Krisis Moral Remaja dan Pentingnya Pendidikan Agama

Kamis, 15 Mei 2025 - 11:57 WIB

Upaya Guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Menulis Puisi

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:01 WIB

Mahasiswa Universitas Garut Wajib Tahu! Pendaftaran PKM 2025 Sudah Dibuka, Ini Cara Ikutnya

Selasa, 13 Mei 2025 - 19:48 WIB

Dua Mahasiswa UNIGA Lolos Magang ke Jepang! Ini Pesan Rektor  Universitas Garut Untuk Najmi dan Hana

Berita Terbaru

error: Content is protected !!