WARTAGARUT.COM – Perumda Air Minum Tirta Intan Kabupaten Garut mengadakan pelatihan inventarisasi rencana pengamanan air minum (RPAM) dan penggalangan komitmen di Glampingan Resto Sabda Alam, Jalan Cipanas Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, Jumat (16/6/2023).
Acara ini dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari Direktur Umum, Direktur Teknik, Kepala Bagian, Kepala Cabang, Kasubag, Kasi, serta pelaksana operator pompa dan penjaga sumber di lingkungan Perumda Air Minum Tirta Intan Garut.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Intan Dr. H. Aja Rowikarim, hadir sebagai narasumber dan instruktur pelatihan RPAM.
Dalam sambutannya, H Aja menyampaikan bahwa tujuan dari pelatihan inventarisasi pengamanan air minum adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengamankan infrastruktur air minum agar terhindar dari risiko pencemaran atau gangguan lainnya.
Dalam pelatihan ini, Dr. H. Aja Rowikarim menyebutkan beberapa tujuan spesifik yang ingin dicapai.
Pertama, peserta diharapkan memahami prinsip-prinsip dasar pengamanan air minum, termasuk pemahaman tentang risiko yang mungkin terjadi, metode identifikasi risiko, dan pengendalian yang dapat diimplementasikan.
Kedua, peserta diinstruksikan untuk dapat mengenali dan mengidentifikasi risiko potensial yang dapat mempengaruhi kualitas air minum, seperti kontaminasi kimia, bakteri, atau bahaya fisik lainnya.
Mereka juga diajarkan cara melakukan penilaian risiko secara sistematis.
Selanjutnya, peserta belajar untuk mengembangkan rencana pengamanan air minum yang efektif, termasuk langkah-langkah preventif dan tanggapan darurat yang harus diambil dalam menghadapi ancaman atau insiden yang mungkin terjadi.
Terakhir, pelatihan ini membahas peraturan dan standar yang relevan dengan pengamanan air minum, seperti peraturan sanitasi air minum atau standar kualitas air yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan.
“Peserta diberikan pemahaman tentang praktik terbaik dalam pengelolaan infrastruktur air minum, termasuk pemeliharaan rutin, monitoring kualitas air, dan inspeksi sistem untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan penyediaan air minum,”katanya..
Dr. H. Aja Rowikarim berharap bahwa pelatihan ini tidak hanya mencapai tujuan-tujuan tersebut, tetapi juga dapat mendorong peserta untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengamanan air minum dan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan masyarakat terkait risiko dan langkah-langkah yang diambil untuk menjaga kualitas air minum.
“Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini, diharapkan peserta dapat mengimplementasikan tindakan yang diperlukan guna melindungi pelanggan dan masyarakat dari risiko yang terkait dengan air minum yang tidak aman atau terkontaminasi,”pungkasnya.***