WARTA GARUT – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut mengadakan olahraga rekreasi sepak bola api, tradisi yang sudah lama hilang selama 70 tahun kembali dihidupkan. Melalui Eksibisi Sepak Bola Api Kemenag Garut Cup Ramadan 1444 Hijriah yang digelar di Lapang Otto Iskandardinata, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis malam (13/04/2023).
kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut Dr H Cece Hidayat MSi Mengatakan bahwa pihaknya sepakat untuk menghidupkan kembali tradisi yang sudah lama mati suri ini. Rencananya, tahun depan setiap bulan Ramadan kegiatan ini akan digelar.
“Eksibisi uji coba permainan bola api bagi para pesantren yang ada di Garut ini merupakan sebuah keunikan yang lama hilang selama 70 tahun kembali diangkat ke permukaan dengan cara dan nuansa yang berbeda,”katanya.
Dalam eksibisi sepak bola api tersebut, kata Ia, terdapat 12 club yang berpartisipasi dan akan dijadikan agenda rutin setiap tahunnya.
“Sepak Bola Api ini, akan memberikan nuansa berbeda di Garut karena Garut selalu memiliki beberapa hal unik, termasuk budaya masyarakat santri yang berbeda dari yang lain,”ujarnya.
Pada kesempatan ini, Pak Bupati Rudy Gunawan memberikan support kepada juara pertama sebesar 15 juta rupiah, juara kedua sebesar 10 juta rupiah, dan juara favorit sebesar 5 juta rupiah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Bupati dan dari Pemda yang memberikan dukungan atas kegiatan ini, karena sangat positif untuk kegairahan anak-anak kita dalam terus belajar dan mengaji,”katanya.
Harapannya, kegiatan ini akan menjadi agenda budaya spiritual atau kegiatan di Garut dan mungkin akan masuk ke dalam Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi).
“Kita berharap Sepak Bola Api ini bisa masuk menjadi anggota Kormi, kegiatan ini akan menjadi ikon tersendiri bagi Kemenag Garut dan Kabupaten Garut,” ujar Dr H Cece Hidayat MSi.
Tak hanya itu, H Cece Hidayat juga berharap, kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran bagi santri karena olahraga ini memiliki nuansa spiritual yang berbeda dengan olahraga lainnya.
“Dalam kegiatan ini, para santri didoakan dan diberikan motivasi diri agar dapat menangkap dan menyepak bola dengan tangan telanjang, sama seperti zaman Nabi Ibrahim,”pungkasnya.