WARTAGARUT.COM – Sebanyak 74 mahasiswa profesi Ners STIKes Karsa Husada Garut menggelar puncak kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Gebyar Praktik Profesi Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Pada Kamis, 12 Juni 2025.
Kegiatan berlangsung selama sebulan penuh, mulai 14 Mei hingga 13 Juni 2025, sebagai bentuk implementasi keilmuan sekaligus penguatan peran kesehatan dalam pembangunan desa.
Program kolaboratif ini melibatkan tiga pihak utama: STIKes Karsa Husada Garut, Puskesmas Tarogong, dan Pemerintah Desa Jati.
Dosen Pembimbing STIKes Karsa Husada yang juga Stase Komunitas Keluarga Ns.Tantri Puspita, S.Kep., MNS mengatakan bahwa Kegiatan ini berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, serta penguatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan masyarakat.
“Harapannya dengan keterlibatan mahasiswa, pengetahuan dan kesadaran warga meningkat, sehingga berdampak langsung pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Tantri Puspita.
Ketua Pelaksana, Ricky Rachman K., menjelaskan bahwa kegiatan puncak digelar meriah dengan jalan santai sejauh 5 kilometer, diikuti oleh 156 peserta dari 13 RW.
“Selain itu, digelar pula lomba cerdas cermat antar RW serta Cek Kesehatan Gratis (CKG).”ujarnya.
Hj. Aida Triani, S.Kep., Ners, Preseptor Klinis dan Pj Lintas sektor Puskesmas Tarogong menambahkan bahwa CKG menggunakan skrining kesehatan mencakup cek gula darah, kolesterol, trigliserida, dan asam urat, dilengkapi dengan pemeriksaan dan konsultasi dokter umum dan dokter gigi untuk penegakan diagnosa.
“Hasil pemeriksaan langsung masuk ke aplikasi Satu Sehat dan menjadi rapor kesehatan yang ditindaklanjuti oleh puskesmas,” jelasnya
Ia mengatakan bahwa selama pengabdian, mahasiswa juga melakukan pengkajian komunitas dan intervensi di tiap RW, setalah Hasil kesepakatan Musyawarah masyarakat RW, baik edukasi kesehatan maupun pemeriksaan CKG.
Mahasiswa memetakan status ibu hamil, balita, lansia, penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes, hingga potensi kasus gangguan jiwa dan tuberkulosis (TBC).
“Seluruh data tersebut dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh pemegang program di puskesmas,”katanya.
Kepala Desa Jati, Drs. H. Agus Salim, mengapresiasi kegiatan ini yang secara konsisten memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Alhamdulillah kami mengapresiasi mahasiswa STIKes Karsa Husada yang melakukan pengabdian terhadap masyarakat Desa Jati. Kesehatan dan lingkungan jadi lebih baik. Warga kami merasa terbantu,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Marno Sukmana, Kaur Perencanaan Desa Jati, yang menyebut warga sangat terbantu, terutama dalam hal edukasi penyakit, PHBS, dan pengelolaan sampah.
“Mahasiswa mengajarkan cara membuat bio enzim, lubang biopori, dan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga. Ini sangat relevan dengan program Kampung KB yang sedang dijalankan di desa,” ujarnya.
Pengabdian masyarakat ini bukan hanya menjadi ajang praktik bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi wujud sinergi antara dunia pendidikan, layanan kesehatan, dan pemerintahan desa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara konkret.***
Penulis : Soni Tarsoni