WARTA GARUT – Bupati Garut, Rudy Gunawan memimpin Rapat Persiapan Uji Coba Pelayanan Posyandu Primer di Desa Talagajaya dan Wangunjaya Kecamatan Banjarwangi yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Selasa (14/6/2022).
Bupati Garut menyatakan, Kabupaten Garut terpilih sebagai lokasi uji coba yang akan dilaksanakan selama tiga bulan terkait integrasi pelayanan kesehatan primer yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
“Kita ini dijadikan percontohan pelaksanaan integrasi pelayanan kesehatan primer, yaitu penguatan posyandu dan dilakukan dalam transformasi kesehatan primer yang dilakukan oleh Kemenkes, Kementerian Desa, dan Kementerian Dalam Negeri,” ucap Bupati Garut.
Pelayanan posyandu primer sendiri merupakan kegiatan transformasi pelayanan kesehatan yangi akan mengkoordinir seluruh kegiatan posyandu di tingkat dusun/RT/RW sehingga lebih terintegrasi, lebih dekat, dan mudah diakses oleh masyarakat.
Ia menyampaikan, Kabupaten Garut siap untuk melakukan percontohan uji coba persiapan pelayanan posyandu primer ini. Selain Kabupaten Garut, imbuh Rudy, uji coba ini juga dilaksanakan di 9 kabupaten/ kota lainnya di seluruh Indonesia.
“Pulau Jawa sendiri hanya diwakili oleh Kabupaten Garut dan Kota Surabaya. Jadi kami ingin program ini berjalan dengan sukses, direplikasi secara nasional, dan direplikasi di Kabupaten Garut,” ungkapnya.
Rudy menyatakan, dalam uji coba ini pihaknya akan melakukan langkah-langkah konkret di antaranya penguatan kelembagaan, komitmen anggaran, dan partisipasi masyarakat dan pemerintah desa, sedangkan pengawasan dilakukan oleh puskesmas sebagai bagian dari fungsi pemerintah di bidang kesehatan yang terdekat dengan posyandu.
Sementara itu, Camat Banjarwangi, Bambang Hernowo melaporkan, kondisi terakhir pelayanan posyandu khususnya terkait stunting di Kecamatan Banjarwangi sudah mulai membaik, dengan data yang telah diperoleh angka stunting di daerahnya kini mengalami penurunan.
“Kondisi terakhir pelayanan posyandu ini yang diinstruksikan oleh bapak (bupati) berkaitan dengan pencarian stunting, kami sudah mencapai 60%. Hasil akhir pada laporan kami yang teraplikasi di sistem,15% stunting dari 86 posyandu yang ada di kecamatan Banjarwangi,” kata Bambang.
Ia mengungkapkan, penurunan angka stunting ini juga didukung dengan adanya bantuan khusus stunting melaui CSR ( Corporate Social Responsibility) dari Yayasan PLN pusat, didampingi oleh Forum Gizi Nasional. Sehingga, hal ini dapat dijadikan tolak ukur terhadap pelaksanaan uji coba di lokus pelayanan posyandu primer.
“Mudah-mudahan ini menjadi gambaran kepada desa khususnya di 10 desa yang lain sebagai sampling untuk pelaksanaan, dan juga mendukung kepada program pelaksanaan yang insyaallah mungkin nanti sesuai arahan bapak kita akan menjadi lokus untuk pilot project,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Puskesmas Banjarwangi, Mahmud menyampaikan, puskesmas di Kecamatan Banjarwangi tersebar di 11 desa, namun untuk lokus pelayanan posyandu primer sendiri yaitu Desa Talagajaya dan Desa Wangunjaya.
Pada awalnya, imbuh Mah Mahmud, pihaknya telah mengajukan Desa Talagajaya dan Desa Mulyajaya untuk dijadikan lokus, namun dikarenakan ada syarat tertentu dari Kemenkes RI, maka untuk lokus yang diajukan mengalami perubahan.
“Karena ada syarat tertentu yang harus dipenuhi di mana pada lokus posyandu pelayanan primer itu harus ada poskesdes atau pustu yang aktif, bukan lagi dadakan diaktifkan tapi harus sudah aktif,” pungkasnya.