WARTAGARUT.COM – Direktur Distribusi PT. PLN (Persero) – Adi Priyanto bersama General Manager PLN UID Jawa Barat – Susiana Mutia melakukan kunjungan ke PT Indonesia Power Kamojang Power Operation and Maintenance Unit (POMU) pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Kunjungan itu sebagai dukungan dalam pengembangan energi terbarukan khususnya Panas Bumi di Indonesia.
Adi Priyanto mengungkapkan bahwa Kunjungan ini merupakan langkah penting dalam mendukung optimalisasi potensi energi terbarukan di Indonesia, terlebih lagi PLTP Kamojang memiliki peran yang strategis bagi pengembangan bauran EBT di Indonesia.
“PLTP Kamojang memiliki peran strategis, yaitu menjadi salah satu pembangkit pertama PLN yang tersertifikasi REC (Renewable Energy Certificate), ” ujar Adi Priyanto.
“Terlebih lagi PLTP ini telah berkontribusi dalam mendukung program Beyond kWh milik PLN, tentunya saya sangat mengapresiasi hal ini,” tambahnya.
Adi Priyanto menegaskan bahwa beralih ke sumber energi yang ramah lingkungan adalah salah satu solusi utama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
“Energi baru terbarukan adalah solusi untuk memenuhi kebutuhan energi tanpa merusak lingkungan,” ungkapnya.
Adi Priyanto menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber energi baru terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, dan tenaga angin, yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
Sementara General Manager UID Jabar Susiana Mutia menerangkan bahwa Langkah PLN dalam mendorong energi baru terbarukan bukan hanya sebuah investasi dalam masa depan, tetapi juga komitmen untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Susiana juga mengharapkan bentuk sinergitas yang baik dalam hal pemanfaatan energi bersih melalui Energi Baru dan Terbarukan (EBT)pelanggan dapat lebih mudah mendapatkan akses untuk pemanfaatan EBT maupun untuk memperoleh Renewable Energy Certificate (REC).
Susiana menjelaskan REC merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntable dan diakui secara internasional serta tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.
“Semakin banyak pihak yang terlibat dalam pengembangan energi baru terbarukan, semakin besar pula peluang Indonesia untuk bergerak menuju era energi yang lebih bersih dan berkelanjutan sesuai dengan target net zero emission indonesia pada tahun 2060.”pungkasnya. (Soni)***
