WARTA GARUT – Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budian memberikan secara simbolis bantuan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) dari Dinas Perumahan adan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Garut kepada masyarakat penyintas bencana hidrometeorologi di lima kecamatan, yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Kamis (29/12/2022). Lima kecamatan tersebut, yaitu Kecamatan Kadungora, Selaawi, Cibiuk, Sukawening, dan Kecamatan Cibatu.
Dalam kesempatan ini, Wabup Garut mengungkapkan bahwa tidak hanya perkampungan saja, akan tetapi di perkotaan juga terdapat banyak rumah yang hampir runtuh dan rusak di Kabupaten Garut. Meskipun membangun rumah merupakan kewajiban pribadi, imbuh Helmi Budiman, tetapi bagi masyarakat tidak mampu, untuk makan sehari-sehari juga sulit. Maka dari itu, Helmi menyampaikan, pemerintah hadir untuk membantu masyarakat.
“Dan rumah yang memerlukan bantuan ini jumlahnya tidak sedikit, sangat banyak, para kepala desa mengumpulkan (dan) menyetorkan (data rumah rusak) ke dinas perkim, yang masuk ke dinas perkim saja itu mungkin lebih daripada 60 ribu pak ya, dan itu setiap tahun bukannya berkurang, dibantu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, provinsi, (dan) pusat, kadang-kadang setahun 3 ribu rumah, tapi bukannya berkurang malah nambah,” ucap Wabup Garut.
Helmi juga menerangkan, bahwa ada satu hal yang harus diperhatikan selain melakukan rehab dan perbaikan, yaitu pemerintah daerah harus bisa melakukan upaya-upaya atau bahkan menganggarkan anggaran sebelum rumahnya rusak, sehingga kerusakannya bisa diminimalisir.
“Contoh misalkan desa bisa aja menganggarkan genting, tapi yang harus dianggarkan bukan hanya gentingnya tapi orang yang memperbaiki gentingnya, kalau misalkan ada genting satu rusak, kan genting berapa harganya? 10 ribu kan? 5 ribu? yang kerja misalkan yang memperbaiki 50 ribu, ya (dianggarkan) 55 ribu, tapi kalau genting rusak dibiarkan itu bisa plafonnya rusak, kai usuk nya rusak, jadi merembet mungkin tidak cukup dengan 55 ribu, perlu satu juta, lebih banyak lagi nanti, rusak lagi, yah besar aja (biayanya),” lanjutnya.
Wabup Garut juga mengungkapkan, bahwa secara sepintas kebanyakan rumah di Kabupaten Garut rusak akibat hujan karena rumah-rumah di Kabupaten Garut mayoritas menggunakan kayu atau bambu.
“Nah tapi mulai hari ini, ini harus dipikirkan bagaimana kita melakukan pencegahan kalau ada kerusakan kecil yang minimal, yang menimpa masyarakat kita yang tidak mampu, masyarakat yang tidak bisa memperbaiki walaupun hanya satu genting,” tutur Helmi.