112 Muhammadiyah Tahun Peluang Kader-MU Dalam Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua

- Jurnalis

Selasa, 5 November 2024 - 22:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. Agus Rahmat Nugraha, MAg (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut) 112 Muhammadiyah Tahun Peluang Kader-MU Dalam Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua

Dr. Agus Rahmat Nugraha, MAg (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut) 112 Muhammadiyah Tahun Peluang Kader-MU Dalam Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua

Milad Muhammadiyah setiap tahun diperingati setiap tanggal 18 November Miladiah. Milad adalah refleksi sekaligus gerak progresi bagi pergerakan Muhammadiyah. Setiap tahun tema dan logo Milad selalu menarik perhatian, sebab setiap tema dan logo yang diusung selalu menghadirkan sebuah energi baru, yakni energi berkemajuan dalam mengisi gerak saat ini dengan memperhatikan masa lampau,  dan menatap jauh ke depan dengan penuh asa dan harap. 

Tema Milad yang menjadi perhatian penulis dalam refleksi ini, selalu menjadi alur dan jalan cerita yang tidak sekedar menjelaskan  gagasan biasa, namun tema  selalu memberi jalan terang perihal  makna ontologis (objek kajian) dan episteme kumulatif baik untuk individual, dalam hal ini kader Muhammadiyah (selanjutnya ditulis KaderMU) maupun juga tentu untuk institusionalnya, yakni gerak laju persyarikatan. 

Dengan membuka dua episteme ini secara kumulatif, maka akan tampak banyak nilai aksiologis yang hadir sebagai konsekuensinya.  

Dan inilah harapan penulis bahwa episteme ini akan gerbang pembuka (starting of point) untuk adanya refleksi terbuka dan seluas-luasnya  yang akan diungkap oleh KaderMU dalam memahami makna tema tersebut. 

KaderMU dalam tulisan ini adalah orang-orang yang telah memilih Muhammadiyah sebagai organisasi pergerakannya, yang konsisten dengan segenap aturan main gerakan ini,  tidak menduakannya, senantiasa hadir saat situasi berat dan ringan, mereka bisa saja adalah pimpinan, anggota, kader AMM, atau bahkan para simpatisan yang akan menghadirkan rasa cinta dan mencintai gerakannya ini. 

Tema-tema milad terutama setelah masa covid-19 selalu bernafaskan teologi al-insyirah, sebagai gerak optimis bahwa masa depan selalu memiliki harapan, semua masalah selalu bertemu solusi, setiap kesulitan selalu diiringi kemudahan. 

Seperti tema Milad ke-112 tahun ini, yakni Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua, memiliki gerak nafas yang demikian dalam sekaligus menggerakkan dengan  dua diksi utama, yakni “kemakmuran” dan “untuk semua”. 

Tema-tema mutakhir di beberapa milad dan bahkan di tema besar muktamar, tanwir, dan momen-momen penting lainya di Muhammadiyah selalu saja, sekali lagi memiliki energi tahrier (energi pembebas) sesuai zamannya, yang menjadi pengingat sekaligus trigger bagi kader MU dimana pun, diajak berdzikir, berfikir, dan beramal shaleh segera kendatipun dalam  situasi tidak ideal dan tidak nyaman. 

Dan spirit yang hadir seolah mengajak bergerak segera dan segeralah  entaskan situasi tersebut, terutama menyangkut problem kemanusiaan, problem keumatan, problem kebangsaan-negara, bahkan problem kesemestaan.

Baca Juga :  Momentum Hari Guru Nasional, Kemenag Garut Soroti Peran Guru dalam Membangun Generasi Bangsa

Kader MU dihimpitkan dalam tema mIlad 112, bertujuan  agar ada stressing, bahwa cita-cita Muhammadiyah tentang apapun akan selalu menjadi penggugah rasa bagi kaderMU untuk selalu ada, hadir, dan menjadi bagian pokok dari cita-cita tersebut. 

Apalagi jika cita-cita tersebut sudah berubah menjadi laku dan tindakan, maka disitu pulalah kaderMU harus ada, hadir, dan menjadi bagian paling pokok dan terdepan untuk melaksanakannya dan terlalu lama ewuh pakewuh sekedar cerita claim dan dongeng pengantar tidur. 

Dalam tinjauan filosofis awal misalnya,  K.H. Ahmad Dahlan pernah mewasiatkan 3 hal utama, yakni : pertama, kutitipkan Muhammadiyah kepadamu, lalu kedua,  hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah, dan ketiga, jadi apapun kalian, kembalilah ke Muhammadiyah.

 Dalam ketiga wasiat awal itu, kita hendaknya membaca bahwa ini bukan sekedar slogan atau doktrin hampa, melainkan ajakan komitmen untuk setiap kaderMU memahami sekaligus menyata laksanakan isi wasiat tersebut dengan  sebagai-baiknya sesuai konteks zamannya dalam segala hal ikhwal aktivitas KaderMU. 

Inilah makna pembaharuan yang diharapkan oleh spirit pembaharuan sang Pendiri Persyarikatan ini, bahwa cita-cita sebagaimana wasiat tersebut tetap hidup dan menghidupkan gerakan ini di setiap zaman dan tempat. 

Dengan demikian episteme gerak KaderMU di setiap muncul nilai baru dalam bentuk, ide, cita-cita, dan seluruh amal gerak sebagaimana tema-tema tersebut, maka hadirlah episteme  sistemik kumulatif, yakni:

Pertama bagi KaderMU, tema “Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua” ini adalah tantangan yang harus melahirkan peluang-peluang baru secara inovatif dan memajukan diri, sesama, dan kehidupannya. Kemakmuran harus dihadirkan senyata-nyatanya dan sebenar-benarnya, dan nir artifisial. 

Milad ke-112 dan sekaligus menjadi tema Tanwir Kupang NTT yang akan diselenggarakan  tanggal  4-6 Desember 2024 memiliki makna mendalam, yakni bahwa  ‘Kemakmuran’ bukan hanya soal harta dan tahta, tetapi kemakmuran adalah  kesejahteraan spiritual, mental dan sosial. Kemakmuran pun berkaitan dengan keadilan sosial dan kehidupan harmoni yang sesungguhnya. 

Disinilah perlu dihadirkan karakter kaderMU yang commit, bertanggung jawab dan bersemangat, serta semua dilakukan  secara meristokratif, atas dasar iman, ilmu, kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya, bukan atas dasar karena keturunan (nasab) dan privilege (hadiah). 

Baca Juga :  Kepala Kemenag Garut Dorong Penguatan Pedagogik Guru PAI dalam Workshop Regional Jawa Barat

Disinilah kaderMU adalah mereka yang memiliki  sikap visioner, selalu mau berikhtiar menjalankan misi gerakan (haroki) sekaligus sikap pemberani  (syaja’ah), berani berjuang, berani beresiko, berkorban, berani ikhlas plus terhindar dari sikap pecundang yang cirinya antara lain emosian, mencari kambing hitam, licik- manipulatif, dan bahkan seringkali bertindak reaksioner. 

KaderMU yang diharapkan tentu selain hadir karena meritokrasi  tersebut, tentu juga yang diharapkan adalah kader-kader  yang berjiwa profesional dalam bekerja dan berkarya, dan tentu saja juga yang berkontribusi setiap saat, bukan yang hanya aktif (eksis) di akhir tahun atau menjelang akhir periodisasi. 

Alhasil kaderMU adalah kader terpilih sekaligus cerdas, berani bersikap, berani memilih dengan tepat sebuat keputusan, sekaligus berani untuk konsekuen antara kata dan perbuatan atau kata sejalan tindakan dan lisanul hal afsahu lisanul maqol (perbuatan lebih absah dibanding retorika). 

Kedua, secara organisasional, kehadiran persyarikatan Muhammadiyah tetap menguatkan cita-cita dasar yang tak tergantikan, yakni semangat risalah Nabi Muhammad SAW, yang diutus untuk nilai luhur aksiologis rahmatan lil’alamin, maka dengan demikian Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan selalu memiliki semangat dan berkontribusi untuk semua  sebagai  ejawantah dari semangat risalah tersebut. 

Dalam konteks ini, maka makna ‘Kemakmuran’ berkaitan erat dengan keadilan sosial, dimana setiap masyarakat (umat dakwah dan umat jabah) berhak mendapatkan perlakuan adil dan makmur dari amal nyata Muhammadiyah tanpa memandang latar belakang dan disparitas ke keklompokkan. 

Kemakmuran pun dalam makna institusional berkaitan dengan hidup harmoni, yakni hidup yang  mengakui bahwa kita hidup bersama dari unsur-unsur dan komponen yang tidak sempuna, namun atas ketidakidealan itulah hadir rasa welas asih, tepo seliro, respek kepada semuanya, saling menghargai, dan mau menerima segalanya atas dasar bahwa ini semua adalah anugerah Ilahi yang sepatutnya kita perjuangkan dalam hdup yang penuh berkah,  salam dan damai.

Untuk mengakhiri refleksi ini marilah kita merenungi firman Allah SWT: “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebajika dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam perbuatan keji dan pelanggaran.” (Q.S. Al-Maidah: 2).

Nasrun minallahi wa Fathun Qariib, wa basyiril mukminin.

Oleh : Dr. Agus Rahmat Nugraha, MAg (Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut)

Berita Terkait

Program Warnasmu dan Literasi Tabsyirmu Diluncurkan pada Milad ke-112 Muhammadiyah di Garut
Universitas Garut Umumkan Pemenang Lomba Video KKN Tematik 2024 
UNIGA EXPO 2024, Jembatan Kerjasama Universitas Garut dan Dunia Industri
Kepala Kemenag Garut Dorong Penguatan Pedagogik Guru PAI dalam Workshop Regional Jawa Barat
Rektor Universitas Garut Serahkan Buku Tabungan dan Kartu Debit kepada Mahasiswa Penerima KIP Kuliah 2024
Universitas Garut Gelar Pelatihan “Sosialisasi Profesi dan Karir Dosen” untuk Pengembangan Akademik
Hari Guru Nasional 2024, Kemenag Garut Apresiasi Peran Guru Sebagai Agen Perubahan!
Momentum Hari Guru Nasional, Kemenag Garut Soroti Peran Guru dalam Membangun Generasi Bangsa
Berita ini 75 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 1 Desember 2024 - 17:46 WIB

Program Warnasmu dan Literasi Tabsyirmu Diluncurkan pada Milad ke-112 Muhammadiyah di Garut

Sabtu, 30 November 2024 - 20:52 WIB

Universitas Garut Umumkan Pemenang Lomba Video KKN Tematik 2024 

Sabtu, 30 November 2024 - 20:21 WIB

UNIGA EXPO 2024, Jembatan Kerjasama Universitas Garut dan Dunia Industri

Sabtu, 30 November 2024 - 06:23 WIB

Kepala Kemenag Garut Dorong Penguatan Pedagogik Guru PAI dalam Workshop Regional Jawa Barat

Jumat, 29 November 2024 - 18:50 WIB

Rektor Universitas Garut Serahkan Buku Tabungan dan Kartu Debit kepada Mahasiswa Penerima KIP Kuliah 2024

Berita Terbaru

error: Content is protected !!