WARTA GARUT – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Berkomitmen dalam menjaga lingkungan terutama dalam penanggulangan sampah. Komitmen Kepedulian itu, menegaskan BUMN turut berperan berperan mengatasi persoalan sampah, dengan mewujudkan kegiatan pelatihan Operasional Bank Sampah di Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (11/2/2023).
Pelatihan pengelolaan sampah dari Program menyalurkan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJS) tersebut, dilakukan secara kontinyu sampai 6 bulan, Kegiatan itu diharapkan dapat menjadi percontohan untuk diterapkan di wilayah lain .
Public Relation & Protocol Head BRI Ro Bandung Dadan Setiawan menuturkan, Upaya itu merupakan bentuk komitmen BRI dalam menjaga lingkungan melalui penanganan sampah, dan mendorong keterlibatan banyak pihak mulai dari masyarakat, Pemerintah, Perusahaan, Akademisi dan instansi terkait lainnya.
“Pelatihan ini merupakan pilot project dalam membangun tempat pengolahan sampah yang terintegrasi dan bernilai ekonomis bagi masyarakat,”tuturnya.
Ia berharap, Pemberian Pelatihan serta fasilitas sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah, Pola pikir masyarakat terhadap sampah, bisa berubah dari yang semula dianggap masalah menjadi hal yang bisa memberi manfaat bahkan memiliki nilai ekonomis.
“Jika diolah dan dikelola dengan baik, ternyata benar-benar ada nilai manfaat dari sampah yang kita anggap masalah selama ini,” ujarnya.
Dalam pelatihan pengelolaan sampah bagi masyarakat di Desa Sulaksana, BRI memberi fasilitas dengan mendatangkan ahli dan profesional yang berpengalaman dalam pengolahan sampah di sejumlah tempat.
Sementara Sekretaris Desa Sukalaksana Ricky Mulki mengatakan, pihaknya berterimakasih atas bantuan pelatihan dan sarana prasarana pengelolaan sampah yang diberikan BRI kepada desa Sukalaksana.
“Terimakasih sebesar-besarnya yang telah memberikan bantuan bimbingan khususnya dalam pengelolaan sampah dari BRI untuk kami, karena untuk saat ini memang penanganan sampah di Kecamatan Samarang sendiri masih menjadi hal yang sulit untuk dikendalikan, mudah-mudahan dengan bantuan BRI di Desa Sukalaksana bisa mengendalikan sampah, baik organik dan anorganik,” katanya.
Sementara itu, Fasilitator Pengembangan dan Pelatihan Pengelolaan Sampah dari Dampak Sosial Indonesia (DSI), Kamelia Sambas, mengungkapkan, masyarakat mulai sadar dalam pengelolaan sampah
Meski begitu, proses edukasi ini tetap dilanjutkan untuk memperkuat kesadaran dalam pengelolaan sampah mulai dari memilah sampah organik dan anorganik.
Pengelolaan sampah di Desa Sukalaksana didorong untuk pemanfaatan sampah menjadi pupuk, dengan begitu masyarakat juga bisa mendapat manfaat dari proses pengolahan nantinya.
“Sampah berdampak akan lingkungan, dengan adanya bank sampah, masyarakat bisa mengurangi sampah organik. Masyarakat bisa memilah dari rumah mana sampah organik dan anorganik. Kemudian dikirim ke Bank Sampah untuk dikelola,” ucapnya.
Menurutnya, dengan memanfaatkan Magot maka sampah organik bisa terurai lebih cepat. Dengan begitu, sampah organik yang dihasilkan masyarakat bisa dikelola lebih baik.
Tidak hanya itu, masyarakat juga didorong untuk melakukan budidaya Magot, ketika Magot menjadi lalat maka dia akan bertelur dan menjadi Magot lagi.
Sementara itu untuk sampah anorganik dipilah untuk kemudian dijadikan kreasi dari bahan plastik, tidak hanya itu beberapa sampah plastik juga dicacah untuk kemudian dijual ke pengepul.
“Nanti yang sampah yang anorganik dikumpulkan dulu lalu dijual ke pengepul, Warga sudah punya mesin pencacah, karena daya jual sampah anorganik yang dicacah lebih mahal,”katanya..