WARTAGARUT.COM –Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut bergerak cepat menindaklanjuti arahan Presiden RI dan Menteri Agama pascakejadian robohnya bangunan pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Garut, Dr. H. Saepulloh, S.Ag, M.Pd.I. melalui Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut, H. Endang Sutiana, S.Ag, menegaskan bahwa pihaknya kini tengah melakukan pendataan menyeluruh terhadap 1.600 pondok pesantren di Kabupaten Garut, dengan fokus pada kondisi bangunan dan kelayakan sarana prasarana.
Menurut H. Endang, langkah ini menjadi bagian dari evaluasi dan perencanaan nasional Kemenag dalam memastikan keamanan lembaga pendidikan keagamaan.
“Pak Presiden dan Pak Menteri meminta kami mendata kondisi pesantren, mulai dari jumlah santri, kiai, hingga kelayakan bangunan. Data ini penting agar kejadian seperti di Sidoarjo tidak terulang,” ungkap H. Endang Dalam apel pagi di halaman Kantor Kemenag Garut, Senin (13/10/2025).
Ia menambahkan bahwa pendataan dilakukan berdasarkan sistem EMIS (Education Management Information System) yang telah dimiliki Kemenag.
Namun, data tersebut kini diperluas dengan memperhatikan aspek fisik bangunan.
“Kalau dulu EMIS fokus ke data kelembagaan, sekarang kami tambah dengan verifikasi kondisi sarpras. Kami ingin tahu apakah bangunan pesantren memiliki IMB, bagaimana struktur tanahnya, dan tingkat keamanannya,” ujarnya.
H. Endang menegaskan bahwa meskipun penyuluh agama bukan ahli konstruksi, Kemenag akan berkoordinasi dengan pihak PUPR untuk menilai kelayakan teknis bangunan.
“Kami sadar penilaian kelayakan bukan ranah penyuluh, tapi ini langkah awal agar data awal tersedia. Nantinya, hasilnya bisa dikaji bersama PUPR,” tambahnya.
Kemenag Garut berharap, dengan langkah preventif ini, pemerintah daerah dan masyarakat pesantren dapat lebih siap menghadapi potensi bencana atau kerusakan bangunan yang dapat mengancam keselamatan santri.***
Penulis : Soni Tarsoni















