Gaya Hidup Sehat: Kampanye Kesadaran dan Transformasi Menuju Masyarakat yang Lebih Sehat

- Jurnalis

Rabu, 20 Desember 2023 - 14:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gaya Hidup Sehat_ Kampanye Kesadaran dan Transformasi Menuju Masyarakat yang Lebih Sehat. PENULIS_ Nuha Al-aghbari , Mahasiswa S3 IKM, UNS SOLO

Gaya Hidup Sehat_ Kampanye Kesadaran dan Transformasi Menuju Masyarakat yang Lebih Sehat. PENULIS_ Nuha Al-aghbari , Mahasiswa S3 IKM, UNS SOLO

Penyakit tidak menular (PTM), atau yang dikenal sebagai penyakit kronis, merupakan ancaman serius yang memerlukan perhatian khusus. PTM cenderung berlangsung lama dan disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku. 

Penyakit tidak menular telah menjadi fokus utama dalam isu kesehatan global, membunuh 41 juta orang setiap tahunnya, yang setara dengan 74% dari seluruh kematian di seluruh dunia.

Setiap tahun, dampak Penyakit Tidak Menular (PTM) mengakibatkan kematian sebanyak 17 juta orang sebelum mencapai usia 70 tahun. 

Angka tersebut mencerminkan prevalensi dan seriusnya masalah kesehatan global yang diakibatkan oleh PTM, yang melibatkan berbagai kondisi seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker. 

Lebih mencemaskan lagi, sebanyak 86% kematian pada usia dini akibat PTM terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

 PTM telah menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan dampak besar pada masyarakat, komunitas, dan sistem layanan kesehatan. 

Data menunjukkan bahwa PTM menjadi penyebab kematian utama pada tahun 2016, dengan penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes sebagai pemicu utama.

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, Penyakit Tidak Menular (PTM) menduduki peran sentral dalam menentukan beban morbiditas, mortalitas, dan beban ekonomi global. 

PTM, yang meliputi penyakit kardiovaskular (35%), kanker (12%), penyakit pernapasan kronis (6%), dan diabetes (6%), telah menjadi tantangan serius bagi sistem kesehatan di seluruh dunia. 

Beban penyakit ini tidak hanya mengukur dampak kesehatan masyarakat, tetapi juga memperhitungkan beban ekonomi yang signifikan akibat perawatan kesehatan, kehilangan produktivitas, dan peningkatan biaya jangka panjang.

Seiring dengan modernisasi dan kemajuan di Indonesia, tren yang mengkhawatirkan muncul di mana generasi muda mengidap penyakit yang dulu dianggap terkait dengan usia tua. 

Anak-anak berusia 10 tahun mengalami stroke, komplikasi jantung, dan diabetes, mengancam angkatan kerja Indonesia di masa depan. Diperlukan upaya serius untuk mencegah lonjakan penyakit kronis di kalangan generasi muda.

Untuk menangani peningkatan kasus PTM, Pemerintah Indonesia perlu mengembangkan kerangka kebijakan komprehensif. Ini mencakup strategi pencegahan, pengelolaan, dan pengendalian PTM. 

Memprioritaskan pencegahan daripada pengobatan menjadi kunci utama dalam menghadapi peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) di kalangan generasi muda Indonesia. 

Pentingnya intervensi berbasis bukti untuk mengatasi faktor risiko modifikasi, seperti penggunaan tembakau, pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol berlebihan, menjadi sorotan utama dalam upaya pencegahan.

Kampanye kesadaran masyarakat harus dioptimalkan untuk memberikan edukasi tentang dampak buruk dari perilaku yang berkontribusi pada PTM. 

Pemahaman masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat harus ditingkatkan melalui panduan praktis yang menekankan perubahan positif. 

Selain itu, langkah-langkah pengendalian tembakau yang kuat perlu diterapkan, termasuk peningkatan pajak, larangan iklan, dan ekspansi ruang publik bebas rokok.

Strategi kebijakan melibatkan promosi pilihan makanan yang lebih sehat dengan perbaikan label dan regulasi nutrisi. 

Baca Juga :  Kemenag Garut Serahkan 74 Izin Operasional untuk Pesantren, MDT, dan LPQ, Perkuat Pendidikan Keagamaan

Pemberian label nutrisi yang jelas pada produk makanan kemasan menjadi langkah penting, sambil mengurangi ketersediaan makanan dan minuman tidak sehat, terutama di lingkungan sekolah dan ruang publik.

Penerapan gaya hidup yang lebih aktif melibatkan inisiatif untuk mendorong aktivitas fisik di segala usia. 

Dari mendorong transportasi aktif hingga menciptakan ruang rekreasi yang aman, integrasi program pendidikan jasmani di sekolah menjadi kunci untuk memotivasi masyarakat mengadopsi kebiasaan hidup yang lebih sehat.

Peningkatan Kapasitas dan Akses Terhadap Layanan Kesehatan dalam Penanggulangan PTM di Indonesia

Untuk mengatasi tantangan penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia, diperlukan upaya serius dalam peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan petugas kesehatan masyarakat. 

Salah satu langkah kunci adalah mengintegrasikan pencegahan PTM ke dalam kurikulum layanan kesehatan, termasuk program pendidikan kesehatan masyarakat, keperawatan, dan program pendidikan kesehatan lainnya. 

Hal ini bertujuan agar tenaga kesehatan profesional memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengatasi faktor risiko PTM.

Pentingnya intervensi di tingkat akar rumput tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan program pelatihan khusus bagi petugas kesehatan masyarakat. 

Pelatihan ini mencakup kegiatan promosi kesehatan, fasilitasi perubahan perilaku, dan penyediaan layanan pemeriksaan dasar. Dengan demikian, masyarakat dapat dijangkau secara lebih luas untuk mencegah dan mengelola PTM.

Meningkatkan akses terhadap program skrining yang terjangkau dan berkualitas menjadi suatu kebutuhan. 

Hal ini dapat dilakukan dengan mendirikan pusat skrining berbasis masyarakat di daerah perkotaan dan pedesaan. 

Pusat-pusat ini harus terintegrasi dengan fasilitas layanan kesehatan primer dan dikelola oleh tenaga kesehatan profesional terlatih. 

Pelatihan intensif juga diperlukan agar penyedia layanan kesehatan memiliki kemampuan deteksi dini dan diagnosis PTM secara efektif.

Teknologi kesehatan digital seperti aplikasi seluler dan telemedis, dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan akses layanan kesehatan. 

Melalui aplikasi seluler dan telemedis, pemeriksaan jarak jauh dan perawatan lanjutan dapat difasilitasi. 

Pendekatan ini membantu mengatasi hambatan geografis dan meningkatkan ketersediaan layanan pemeriksaan, terutama di daerah yang kurang terlayani.

Penguatan sistem rujukan menjadi langkah krusial dalam penanganan PTM. Hal ini mencakup penetapan protokol rujukan yang jelas, peningkatan saluran komunikasi antar penyedia layanan kesehatan, dan memastikan akses tepat waktu terhadap konsultasi spesialis. 

Investasi dalam pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi profesional kesehatan juga perlu diperhatikan.

Untuk memastikan akses terhadap obat-obatan esensial, pemerintah perlu fokus pada peningkatan keterjangkauan dan ketersediaan. 

Ini dapat dicapai melalui regulasi harga, mekanisme pengadaan dalam jumlah besar, dan kolaborasi dengan produsen farmasi. Langkah ini memastikan obat-obatan krusial seperti obat kardiovaskular, insulin, dan obat kanker dapat diakses dengan lebih mudah.

Pentingnya kolaborasi antar sektor tidak dapat diabaikan. Diperlukan strategi nasional yang komprehensif untuk pencegahan dan pengendalian PTM. 

Strategi ini harus melibatkan sektor kesehatan, pendidikan, pertanian, perencanaan kota, dan keuangan. Tujuan, rencana pelaksanaan, dan mekanisme pemantauan kemajuan harus diuraikan dengan jelas.

Baca Juga :  PKKMB IPI Garut Tahun 2024-2025 Terima 2.197 Mahasiswa Baru, Siap Berikan Pembekalan Akademik dan Non-Akademik

Pemahaman bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan menjadi kunci dalam mengatasi prevalensi PTM di kalangan generasi muda Indonesia. 

Intervensi berbasis bukti diperlukan untuk mengatasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti penggunaan tembakau, pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol berlebihan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk perilaku yang berkontribusi pada PTM adalah langkah penting. Kampanye kesadaran harus mendidik masyarakat tentang bahaya penggunaan tembakau, pola makan tidak sehat, dan pentingnya aktivitas fisik. Selain itu, Indonesia perlu menerapkan langkah-langkah pengendalian tembakau yang kuat, termasuk peningkatan pajak, larangan iklan, dan ruang publik bebas rokok.

Pentingnya gaya hidup aktif tidak dapat diabaikan. Inisiatif untuk mendorong aktivitas fisik melibatkan penciptaan ruang rekreasi yang aman, kampanye untuk

transportasi aktif, dan integrasi program pendidikan jasmani di sekolah. Hal ini merupakan bagian integral dari upaya pencegahan PTM.

Selain itu, Indonesia harus berinvestasi dalam memperkuat pusat layanan kesehatan primer dalam mengatasi penyakit tidak menular (PTM) menjadi fokus utama. Investasi dalam memperkuat pusat-pusat ini merupakan langkah penting untuk memberikan layanan komprehensif bagi individu yang terkena dampak PTM. Meningkatkan kapasitas penyedia layanan kesehatan primer dalam manajemen PTM, memastikan ketersediaan diagnostik dan obat-obatan penting, serta mempromosikan perawatan yang berpusat pada pasien menjadi prioritas utama.

Solusi yang diusulkan untuk mengatasi peningkatan angka PTM di Indonesia adalah melalui penerapan kerangka kebijakan komprehensif. 

Strategi kebijakan ini membidik faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti konsumsi alkohol berlebihan, pola makan yang buruk, penggunaan tembakau, dan kurangnya aktivitas fisik.

 Langkah-langkah konkrit termasuk peningkatan label nutrisi, upaya kesadaran masyarakat, kebijakan pengendalian asap, dan program promosi aktivitas fisik.

Pemantauan rutin untuk mengukur kemajuan implementasi berbagai intervensi. Evaluasi di akhir setiap program menjadi langkah esensial untuk menilai dampak kebijakan dalam mengurangi faktor risiko PTM dan meningkatkan hasil kesehatan. 

Pengambilan keputusan dan optimalisasi dampak kebijakan memerlukan dukungan analisis dan pengumpulan data indikator utama, seperti tingkat konsumsi tembakau, angka kesakitan, dan kematian akibat PTM.

Pelacakan kemajuan implementasi dan evaluasi dampak kebijakan adalah langkah-langkah yang tidak dapat diabaikan untuk mencapai efektivitas maksimal dalam menurunkan angka PTM.

 Untuk mencapai hal ini, kolaborasi antara lembaga pemerintahan, profesional kesehatan, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum menjadi kunci. Dengan bersatu, mereka dapat memberikan dampak besar dalam upaya pencegahan dan penanganan PTM di Indonesia.

“Bergandengan Tangan Melawan PTM: Bekerja Sama untuk Bangsa yang Lebih Sehat”.

PENULIS: Nuha Al-aghbari , Mahasiswa S3 IKM, UNS SOLO

Referensi:

1. ARIFIN, Hidayat, et al. Analysis of Modifiable, Non-Modifiable, and Physiological Risk Factors of Non-Communicable Diseases in Indonesia: Evidence from the 2018 Indonesian Basic Health Research. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 2022, 2203-2221

2. (WHO)., W. H. (2016). Indonesia . Retrieved from WHO : https://cdn.who.int/media/docs/default-source/country profiles/ncds/idn_en.pdf?sfvrsn=fbb0cdfb_33&download=true

Berita Terkait

Kemenag Garut Serahkan 74 Izin Operasional untuk Pesantren, MDT, dan LPQ, Perkuat Pendidikan Keagamaan
Kampanye di Zona 2,  Helmi Budiman Berkomitmen Kembalikan Fungsi Pasar Cikajang Secara Optimal
Dedi Mulyadi dan Syakur Amin Siap Bersinergi Membangun Garut dan Jawa Barat yang Lebih Baik
World Cleanup Day 2024: Barnas Adjidin dan Masyarakat Garut Bersihkan Sungai Cipalebuh, Ciptakan Wisata Baru
Pembukaan Tenant Pertama Sociolla di Garut, Makin Dekat dengan Pecinta Makeup dan Skincare
Paslon 02 Garut, Syakur Amin dan Putri Karlina, Siap Kerahkan Relawan pada Kegiatan Kreatif untuk Masyarakat
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Garut Yani Yuliani: Ketersediaan Pangan Aman Hingga Akhir Tahun
Menghadapi Krisis Air Bersih di Kabupaten Garut: Tanggung Jawab Bersama dalam Menjaga Sumber Daya Alam
Berita ini 159 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 11 Oktober 2024 - 20:20 WIB

Kemenag Garut Serahkan 74 Izin Operasional untuk Pesantren, MDT, dan LPQ, Perkuat Pendidikan Keagamaan

Rabu, 9 Oktober 2024 - 16:16 WIB

Kampanye di Zona 2,  Helmi Budiman Berkomitmen Kembalikan Fungsi Pasar Cikajang Secara Optimal

Sabtu, 28 September 2024 - 20:59 WIB

Dedi Mulyadi dan Syakur Amin Siap Bersinergi Membangun Garut dan Jawa Barat yang Lebih Baik

Jumat, 27 September 2024 - 16:49 WIB

World Cleanup Day 2024: Barnas Adjidin dan Masyarakat Garut Bersihkan Sungai Cipalebuh, Ciptakan Wisata Baru

Kamis, 26 September 2024 - 11:56 WIB

Pembukaan Tenant Pertama Sociolla di Garut, Makin Dekat dengan Pecinta Makeup dan Skincare

Berita Terbaru

error: Content is protected !!