WARTAGARUT.COM –Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKES Karsa Husada Garut, K. Dewi Budiarti, S.Kep., Ners., M.Kep., menegaskan bahwa isu gizi merupakan tantangan besar sekaligus peluang emas bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat ketahanan sumber daya manusia.
Dalam Seminar Nasional bertema “Transformasi Gizi Indonesia: Dari Krisis Menuju Aksi Nyata”, yang digelar di Gedung Pendopo Kabupaten Garut, Rabu (8/10/2025), Dewi menyebut bahwa berbagai persoalan gizi seperti tingginya angka stunting, meningkatnya obesitas anak, serta anemia pada remaja putri adalah sinyal kuat agar semua pihak bergerak bersama.
“Semua ini menjadi alarm bagi kita untuk bertransformasi dari krisis menuju aksi nyata,” tegas Dewi dalam sambutannya.
Ia menambahkan, upaya perbaikan gizi bukan hanya menyangkut kesehatan individu, tetapi juga menyangkut masa depan bangsa melalui pembangunan manusia yang berkelanjutan.
“Perbaikan gizi adalah pondasi bagi pembangunan SDM unggul. Ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Zero Hunger dan Good Health and Well-Being,” ujarnya.
Menurut Dewi, komitmen STIKES Karsa Husada Garut sejalan dengan program DIKTI SAINTEK Berdampak yang digagas oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan Kemenkes RI.
Program tersebut mendorong perguruan tinggi kesehatan untuk terus berinovasi, berkolaborasi, dan berkontribusi terhadap isu-isu strategis nasional, termasuk transformasi gizi masyarakat.
“Melalui semangat ‘Berdampak’, STIKES Karsa Husada Garut ingin menghadirkan pendidikan yang bukan hanya melahirkan lulusan kompeten, tetapi juga berdampak langsung bagi kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Acara ini juga menghadirkan narasumber nasional terkemuka, di antaranya:
Efriansyah Purba, S.H., Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kabupaten Garut.
Prof. Dr. dr. Budi Setiawan, M.S., Ketua Umum AIPGI.
Pungkas Bahjuri Ali, M.Phil., Ph.D., dari BAPPENAS.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrawi, M.K.KEDSDH, dari Health Collaborative Center.
Dewi menegaskan bahwa seminar ini bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan momentum penting menuju pembukaan Program Studi Gizi dan langkah strategis menuju transformasi kelembagaan menjadi Institut Kesehatan Karsa Husada Garut.
“Kami ingin menjadi institusi yang melahirkan tenaga kesehatan profesional sekaligus agen perubahan di masyarakat,” pungkasnya.
Dewi juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, dosen, dan mahasiswa atas kerja keras mereka dalam mewujudkan kegiatan ini.
“Kerja keras panitia hari ini adalah bukti bahwa semangat kolaborasi bisa melahirkan kegiatan yang bermakna dan berdampak,” tutupnya.***
Penulis : Soni Tarsoni
















